Jokowi Singgung Banyak Drama Jelang Pilpres, Anies: Biasa-Biasa saja
Jokowi Singgung Banyak Drama Jelang Pilpres, Anies: Biasa-Biasa saja
Presiden Jokowi menyinggung kondisi politik jelang Pilpres terlalu banyak drama.
Jokowi Singgung Banyak Drama Jelang Pilpres, Anies: Biasa-Biasa saja
Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyinggung soal kondisi politik jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang dianggap terlalu banyak drama dan sinetron. Menanggapi hal itu, bakal calon presiden Koalisi Perubahan Anies Baswedan enggan merespons.
"Enggak ada tanggapan. Kita biasa-biasa saja," kata Anies kepada wartawan usai hadir di acara deklarasi dukungan dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) di Hotel El Royal, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/11).
Diketahui, Jokowi menyebut banyak drama dan sinetron yang terjadi menjelang Pemilu dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Padahal, lanjut Jokowi, seharusnya Pemilu 2024 harus diisi dengan pertarungan gagasan dan ide, bukan perasaan.
Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam HUT ke-59 Partai Golkar di DPP Partai Golkar Jakarta Barat, Senin (6/11). Dalam acara ini, turut hadir Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Calon Presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto.
"Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya. sinetron yang kita lihat," kata Jokowi dalam sambutannya.
"Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya kan pertarungan pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan," sambungnya.
Menurut dia, pertarungan perasaan di Pemilu 2024 justru akan menyulitkan masyarakat. Jokowi sendiri tak menyebutkan sindiran tersebut ditujukan kepada siapa.
"Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot semua kita. Tidak usah saya teruskan karena nanti ke mana-mana," ujarnya.
Menurut dia, kompetisi politik dan keinginan untuk menang dalam Pemilu adalah hal yang wajar. Namun, Jokowi menegaskan semua pihak harus menunjukkan demokrasi yang berkualitas, tak saling memecah, dan memfitnah dalam berkompetisi.
"Keinginan untuk menang itu juga boleh-boleh saja itu juga wajar. Bertanding untuk menang itu juga hal yang sangat wajar. Tetapi hal yang harus tetap kita tunjukkan adalah demokrasi yang berkualitas, dmeokrasi yang tidak memecah belah," jelas Jokowi.
"Demokrasi yang tidak saling menjelekkan dan saling memfitnah. Demokrasi yang ingin kita bangun adalah demokrasi yang membangun. Yang menghasilkan solusi terhadap masalah masalah bangsa. Yang menghasilkan strategi, strategi untuk kemajuan bangsa," imbuh dia.