Jokowi soal Politik Identitas dan Politisasi Agama: Jangan Beri Ruang, Bahaya!
Jokowi berujar, politik identitas sangat berbahaya dan jangan diberi ruang.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan penyelenggara pemilu tidak ragu menindak peserta pemilu yang menggunakan politik identitas. Jokowi berujar, politik identitas sangat berbahaya dan jangan diberi ruang.
"Sekali lagi, kita tidak bisa bersantai-santai dengan politik identitas, politisasi agama, politik SARA jangan berikan ruang apapun pada ini, ini sangat bahaya sekali. Ini bisa menjadi peluang pihak lain untuk memecah belah keutuhan negara kita sebagai sebuah bangsa," kata Jokowi saat pidato dalam acara Konsolidasi Nasional Bawaslu di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12).
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? Jokowi ingin Pemilu Serentak 2024 ini berlangsung jujur, adil, langsung, umum, dan rahasia (jurdil dan luber) sehingga membawa kegembiraan bagi masyarakat.
-
Kenapa Jokowi ingin Pemilu 2024 jadi Pesta Rakyat? Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi," jelasnya.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Kapan Pemilu Presiden 2024 dilaksanakan? Pemilihan ini akan dilaksanakan pada Rabu 14 Februari 2024, bersamaan dengan pemilihan umum anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD di seluruh Indonesia.
-
Kapan Pemilu Presiden akan diselenggarakan pada tahun 2024? Pada 2024 nanti, Indonesia akan dihadapkan pada dua pemilihan umum, pemilihan presiden pada Februari, dan pemilihan kepala daerah pada November.
-
Mengapa Pemilu Presiden 2024 penting bagi Indonesia? Pemilihan umum presiden adalah momen krusial dalam perjalanan sebuah negara, di mana rakyat memiliki kesempatan untuk menentukan arah dan kepemimpinan masa depan.
Jokowi mengatakan, salah satu faktor kerawanan di pemilu dan pilkada adalah politik identitas, politik SARA dan hoaks. Penyelenggara pemilu mesti hati-hati mengenai hal itu.
"Hati-hati, kita ini beragam agama, suku, ras beragam. Jadi hati-hati kalau ada percikan kecil mengenai ini, segera diperingatkan, enggak usah ragu-ragu segera peringatkan, panggil sudah, pasti grogi," ujarnya.
Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta penyelenggara pemilu bekerja cepat dan responsif. Selain itu, selalu berpegang dalam koridor hukum.
"Pegangannya memang koridor hukum. Merespon dan menyelesaikan pengaduan dengan cepat, menindak dan menyelesaikan berbagai pelanggaran dengan tegas, tidak usah ragu-ragu, tidak boleh ragu. Pegang teguh integritas dan sekali lagi lakukan secara adil dan tidak memihak," jelas Jokowi.
(mdk/ded)