Jusuf Kalla: Pemecatan 3 kader muda Golkar berlebihan
"Saya waktu ketua umum tidak pernah memecat orang karena berbeda pandangan. Kecuali ada indikasi dia terlibat korupsi."
DPP Partai Golkar memecat tiga kadernya yang juga anggota DPR yakni Agus Gumiwang Kartasasmita , Nusron Wahid, dan Poempida Hidayatullah karena lebih memilih mendukung Jokowi - JK. Calon wakil presiden yang juga mantan ketua umum Golkar 2004-2009, Jusuf Kalla menganggap pemecatan 3 kader Golkar oleh DPP Golkar, adalah tindakan yang berlebihan.
Menurut cawapres nomor urut 2 ini, apa yang dilakukan ketiga kader Golkar muda ini tidak sepenuhnya salah, karena mereka mendukung mantan ketua umum Golkar sendiri. Bahkan Jusuf Kalla menganggap, kader Golkar yang mendukung ketua umum partai lain yang lebih salah.
"Saya rasa apa yang dilakukan oleh DPP, adalah tindakan berlebihan, sebab mereka ini tidak sepenuhnya salah, karena yang dia dukung adalah bekas ketua umumnya sendiri. Justru yang lebih salah dan tidak waras adalah mendukung ketua umum partai lain, sementara ada mantan ketua umumnya sendiri yang bertarung," ungkap JK, kepada wartawan di Lampung Selasa (24/6).
JK menambahkan, dirinya sewaktu menjabat ketua umum Golkar, tidak akan memecat kader hanya karena beda pandangan politik dengan DPP. Pemecatan hanya dilakukan apabila kader terlibat kasus korupsi.
"Saya waktu ketua umum tidak pernah memecat orang karena berbeda pandangan. Kecuali ada indikasi dia terlibat korupsi, saya akan pecat saat itu juga, tanpa harus tunggu bukti dari pengadilan," ujarnya.
JK menilai, apa yang dilakukan 3 kader muda Golkar ini adalah sebuah tindakan berani dalam mengambil risiko untuk memperjuangkan keyakinan politiknya. Dan JK meyakini ketiga orang ini yang kelak akan menjadi pengurus inti Golkar, jika bercermin pada pengalaman pilpres 2004.
"Setiap keputusan, setiap sikap memang selalu ada risiko. Saya rasa teman-teman yang dipecat ini sudah tahu risiko tersebut. Tapi dalam politik itu seperti orang melangkahkan, kaki yang di depan selalu bergantian antara kanan dan kiri. Sama dengan tahun 2004 ada juga pemecatan (Fahmi Idris beserta 12 kader lain dipecat Akbar Tandjung , karena mendukung SBY - JK, Red), tapi setelah pergantian pengurus mereka yang dipecat itu yang jadi pengurus, begitu juga dengan ketiga orang ini, Insya Allah beberapa bulan lagi," Jusuf Kalla menegaskan.