Kabar Ganjar-Nasaruddin Umar, JK Cerita saat Berpasangan dengan SBY
JK mencontohkan, kala dirinya mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pilpres 2004 silam.
Ketua Umum PDI Perjuangan dikabarkan tengah menggodok sosok calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo. Disebutkan, sosok tersebut berasal dari Nahdlatul Ulama (NU).
Muncul nama Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar yang akan menjadi pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
Menanggapi hal itu, Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) menilai hal wajar jika sosok cawapres berasal dari kalangan NU. Apalagi, PDIP merupakan partai berbasis nasionalis.
Hal itu bertujuan agar membantu dalam meraup suara dan mencapai titik kemenangan.
"Selalu ada indikasi antara presiden wakil presiden ini berbeda. Berbeda supaya, kalau bisnis pasarnya lebih luas," kata JK, saat ditemui di kediamannya, di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (15/5) malam.
Kendati demikian, dia menyebut, sosok cawapres tidak melulu harus berasal dari kalangan NU. Namun, basis wilayah pun harus diperhitungkan.
Dia mencontohkan, kala dirinya mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pilpres 2004 silam.
Kemenangan diraih oleh duet SBY-JK, lantaran pasangan yang diusung berasal dari jawa dan luar jawa. Sehingga, mampu meraup suara di seluruh Indonesia dan berhasil meraih kemenangan.
"Jadi bukan hanya NU. Dan di mana-mana. Dulu saya dan pak SBY satu jawa dan luar jawa," ucapnya.
Kembali ke Nasaruddin Umar, menurut JK konfigurasi antara Ganjar dengan Nasaruddin Umar dapat saling melengkapi. Sebab, Nasaruddin umar memiliki ciri keagamaan yang dibutuhkan PDI Perjuangan.
"Dan pilih seperti Pak Nasaruddin Umar itu juga suatu, karena sebagai partai nasional tentu ingin wakilnya dari yang mempunyai ciri keagamaan. Selalu begitu. Dan mudah-mudahan itu juga tetap terjadi. Dan itu untuk menambah dan memperluas ya.
Kendati demikian, dia menegaskan, tidak akan ikur campur perihal penentuan sosok cawapres untuk Ganjar Pranowo. JK mengatakan, hanya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang memiliki kewenangan untuk menentukannya.
"Tapi itu urusan PDIP. Saya tidak ikut campur sama sekali. Itu kewenangan masing-masing," imbuh dia.
(mdk/ded)