Kabinet Indonesia Maju, Antara Keinginan Kerja Profesional dan Kompromi Politik
Dengan terbentuknya kabinet yang seperti demikian, maka seharusnya tidak ada lagi alasan bagi para menteri beserta wakilnya untuk tidak mewujudkan semua keinginan dan janji Jokowi selama kampanye Pemilu 2019 lalu.
Komposisi kabinet yang dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi), dinilai sebagai kawin silang antara kalangan profesional dengan partai politik.
Dengan terbentuknya kabinet yang seperti demikian, maka seharusnya tidak ada lagi alasan bagi para menteri beserta wakilnya untuk tidak mewujudkan semua keinginan dan janji Jokowi selama kampanye Pemilu 2019 lalu.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
"Bahwa kabinet kali ini adalah kabinet kompromi dan keinginan kerja profesional, makanya tidak ada alasan lagi bagi teman-teman menteri tidak mewujudkan semua keinginan janji Jokowi sebagai presiden," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, di acara diskusi Polemik di kawasan Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10).
"Rata-rata wamen atau menteri ini kawin silang antara keinginan kerja profesional dengan kompromi politik. Kompromi politik dilihat ada semua unsur di dalamnya, ada profesional, partai politik, dan bahkan relawan," sambungnya.
Adi mengungkapkan, berdasarkan dari hasil surveinya tiga pekan lalu terlihat rakyat cukup optimis akan Jokowi dan para pembantunya dapat menyelesaikan janjinya. Namun, bila tak berhasil akan menjadi beban bagi Jokowi.
"Ke depan ini adalah tantangan nyata kepada Pak Jokowi apakah dia mampu menunjukkan suatu leadership yang bisa menyolidkan partai-partai koalisi ataupun koalisi yang ada di parlemen. Kalau dia mampu mengonsolidasi parlemen, mengonsolidasi menteri dan para wakilnya, saya kira semua perubahan ke depan akan begitu mudah untuk didapatkan. Tapi pada saat yang bersamaan kalau gagal mensolidkan mengonsolidasi para pendukungnya, justru ini akan menjadi beban kepada pak Jokowi," pungkasnya.
Baca juga:
Nadiem Makarim Jadi Mendikbud, Muhammadiyah Nilai Pendidikan Tak Hanya Soal Teknologi
Jokowi Minta Maaf Tak Bisa Mengakomodir Semua Pihak Masuk Kabinet Indonesia Maju
Wishnutama: Saya Patut Bersyukur Dapat Wamen Cantik
Membongkar Besaran Gaji Menteri Jokowi, Lebih Kecil dari Anggota DPR?
Presiden Jokowi Disarankan Isi Jabatan Kepala BIN dari Unsur Sipil
Jerry Sambuaga Jadi Wamendag, Total 4 Kader Golkar di Kabinet Indonesia Maju
Komposisi Kabinet Jokowi Dinilai Rentan Percepatan Reshuffle