Kapitra kritik aktivis aksi bela Islam, ujung-ujungnya capreskan Prabowo
Lebih lanjut Kapitra menanyakan partai politik yang selama ini mendukung aksi bela Islam. Bahkan, ia menduga partai politik hanya memanfaatkan Aksi Bela Islam untuk menaikkan suara dalam pemilihan presiden.
Mantan anggota Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) Kapitra Ampera kecewa atas beberapa partai politik yang tak mendukung Rizieq Shihab sebagai calon Presiden 2019-2024. Sebab pada aksi bela Islam, partai politik menginginkan Rizieq memimpin negara ini.
Namun, hasil berbeda terlihat pada keputusan Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional. Mereka malah merekomendasikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kenapa Prabowo Subianto begitu rileks menghadapi debat capres? "Beliau sangat rileks, sangat santai menghadapi debat ini, karena kan memang materinya beliau pasti sangat mengetahui dan menguasai ya," Habiburokhman menandasi.
-
Siapa yang menjadi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Prabowo Subianto pertama kali mencalonkan diri menjadi Capres? Pada tahun 2004, Ia memulai karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai Capres dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004.
"Kita menginginkan dan banyak sekali suara-suara yang menginginkan agar Habib Rizieq dicalonkan, tapi kenyataannya adalah bahwa yang dicalonkan itu tokoh partai. Banyak sekali yang kecewa saya termasuk orang yang kecewa," tegasnya di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (29/7).
Berdasarkan keputusan, Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Asegaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad (UAS) akan disandingkan dengan Prabowo. Menurut Kapitra, ini adalah settingan agar nama Prabowo melonjak.
"Kalau tadi dikatakan Prabowo dengan UAS itu hanya kamuflase supaya suara Pak Prabowo bisa naik. Saya sampaikan pada UAS, dan Alhamdulillah dia menolak untuk dicalonkan. Karena itu tidak mungkin akan terjadi karena saya berada di segmen Saiful Imam dia minta Gerindra Prabowo berkorban untuk untuk PKS. Artinya apa supaya Prabowo juga tidak memakai pasangan dari PKS. Itu yang saya baca tadi sehingga tidak mungkin kalau Prabowo dan UAS semua partai akan mendukung," bebernya.
"Tetapi kalau dua-duanya dari luar artinya nonpartisan maka insyaAllah semua partai oposisi akan mendukung, katakanlah kalau Habib Rizieq Shihab dengan UAS karena egosentris partai ini dilepaskan untuk kepentingan bangsa dan negara tapi itu imajinatif sekarang. Nyatanya tidak. Kenyataannya mereka masih mengedepankan egonya masih mengedepankan prinsip reaksi mereka sehingga di cover lah dari ulama," sambungnya.
Atas hal itu, ia merasa kecewakan yang sangat mendalam dalam mengambil keputusan. "Saya kecewa Ijtima Ulama justru memilih yang tidak ulama untuk sebagai presiden. Ada apa dengan kelompok Islam sesungguhnya?" tegasnya.
Lebih lanjut Kapitra menanyakan partai politik yang selama ini mendukung aksi bela Islam. Bahkan, ia menduga partai politik hanya memanfaatkan Aksi Bela Islam untuk menaikkan suara dalam pemilihan presiden.
"Aktivis pembela Islam ini adalah ada partai oposisi, yang katanya juga ikhlas, katanya juga islam, mendukung perjuangan umat Islam, bukan menunggangi. Itu kita sambut baik dan kita ingin meminta bukti kalau anda, atau oposisi partai pendukung umat Islam, kalau anda ingin bangsa ini lebih berkeadilan lepaskan egomu itu, dukung lah ulama menjadi calon presiden. Ini Seolah-olah mendukung partai politik untuk menjadi Presiden, jadi apa yang kami lakukan di sini apa ditunggangi," pungkas Kapitra.
Baca juga:
Ada masukan Cawapres dari ijtima ulama, alasan pertemuan Prabowo-SBY ditunda
Duet maut tentara-ulama pimpin NKRI versi Ustaz Abdul Somad
Usulkan Salim Assegaf dan Ustaz Somad, GNPF yakin diterima kubu Prabowo
GNPF klaim Ustaz Abdul Somad merespons positif soal jadi Cawapres Prabowo
Ini alasan GNPF tak rekomendasikan Anies Baswedan dampingi Prabowo
AHY tak masuk pembahasan capres-cawapres versi GNPF