Karakter sama, pasangan Jokowi-JK dinilai tak cocok maju Pilpres
Faisal mengakui JK memang memiliki banyak kelebihan. Namun kelebihan tersebut dimiliki juga oleh Jokowi.
Mantan cagub DKI, Faisal Basri menilai Jusuf Kalla (JK) tak cocok jika dipasangkan dengan capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden (pilpres) mendatang. Sebab, Jokowi dan JK mempunyai latar belakang dan karakter yang hampir sama.
"Jokowi dan JK mempunyai latar belakang yang sama. Keduanya berasal dari pengusaha, selalu ingin cepat menyelesaikan masalah," ujar Faisal saat ditemui di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, Minggu (13/4).
Lihat juga berita tentang Pilpres di Liputan6.com
Faisal mengakui JK memang memiliki banyak kelebihan. Namun kelebihan tersebut dimiliki juga oleh Jokowi. Keduanya, menurut Faisal tidak bisa saling melengkapi jika dipasangkan.
Untuk memilih pasangan, Faisal Basri memberikan 3 kriteria bagi calon pendamping Jokowi. Ketiga kriteria tersebut yakni wakil yang visioner, memiliki wawasan luas serta mempunyai pengalaman mengelola perekonomian.
"Pak Jokowi harus memilih wakil yang bisa saling melengkapi. Yang pertama, Jokowi harus memilih wakil yang visioner, yakni dia tahu ke mana negeri ini akan dibawa 50 sampai 100 tahun ke depan. Harus bisa menjadi semacam navigator," jelas dia.
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Sekjen Partai Amanat Nasional tersebut mengatakan, Jokowi mempunyai kecenderungan menyelesaikan masalah dengan cepat. "Pendampingnya harus memiliki karakter yang melengkapi kekurangannya," imbuhnya.
Selain visioner, Faisal menyarankan agar Gubernur DKI Jakarta tersebut memilih wakil yang mempunyai wawasan luas, terutama wawasan luar negeri. Mengenai wawasan luar negeri, menurut Faisal cawapres mantan wali kota Solo tersebut harus bisa memberi masukan terkait perekonomian internasional.
"Kedutaan besar RI di luar negeri nantinya harus bisa menjadi intelejen ekonomi. Itu penting, agar penetrasi Indonesia di pasar luar negeri bisa lebih kuat," pungkasnya.
Sementara kriteria ketiga, lanjut Faisal, cawapres Jokowi harus mempunyai pengalaman mengelola perekonomian.
Faisal menuturkan, kondisi perekonomian Indonesia saat ini memerlukan perhatian khusus. Ekspor di Indonesia, kata Faisal, masih sangat minim, dan harus ditingkatkan. "Tantangan terbesar bangsa ini dimasa mendatang adalah di bidang ekonomi. Jadi memerlukan perhatian khusus," ucapnya.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.