'Kenapa kepala daerah terbaik harus dibawa ke Jakarta?'
Di mata Burhanudin kondisi ini merupakan kelemahan karena kekuatan politik menjadi sentralistik.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan kembali digelar tahun depan. Setidaknya ada 101 daerah yang akan menggelar event politik itu. Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Burhanudin Muhtadi menilai dinamika politik masih terlalu fokus di Jakarta.
Pilkada di Ibu kota selalu menjadi daya tarik. Dinilai dia, banyak kepentingan dari partai politik (Parpol) yang memusatkan kekuatan politik di Jakarta. Sehingga, terkesan mengabaikan di 100 daerah lainnya.
"Sebaiknya kita memiliki role model di setiap wilayah, jangan berpikir seolah-olah Jakarta lebih besar dari pada Indonesia, dan seolah-olah wilayah lain bukan bagian dari Indonesia, karena semua orang-orang terbaik harus dibawa ke Jakarta," kata Burhanudin dalam diskusi Ikatan Jurnalis UIN (IJU) bertajuk 'Reshuffle Kabinet Jilid II untuk siapa?' Di Pondok Cabe, Tangerang, Sabtu (6/8).
"Saya yakin putra-putri terbaik kita tidak hanya mereka yang bertanding di Jakarta, tapi mereka yang mungkin berada di pelosok Nusantara, tetapi publikasi dan perhatian kita tidak terlalu cukup kuat untuk mengangkat putra-putri terbaik yang punya talenta luar biasa," terangnya.
Di mata Burhanudin, kondisi ini merupakan kelemahan karena kekuatan politik menjadi sentralistik. Seharusnya, lanjut dia, partai-partai dan perhatian publik juga diberikan kepada pemimpin-pemimpin di daerah lain. Hal ini penting supaya, mereka tetap bertahan dan membangun daerahnya masing-masing.
"Saya sayangkan, Pilkada di Banten pun tidak mendapat perhatian yang layak, padahal sama-sama berlangsung di tahun mendatang. Ini salah satu kelemahan kalau kita membawa orang baik ke Jakarta, secara tidak langsung kita melupakan daerah di tempat lain," pungkas dia.
Baca juga:
Soal duet dengan Risma, Sandiaga serahkan keputusan kepada Prabowo
Pilgub DKI, Ahok sebut isu SARA di politik bukan hal yang baru
Gengsi jadi wagub, Ahok tolak dipasangkan dengan Risma
Ahok diminta ikuti aturan cuti selama kampanye Pilgub DKI
Kaus 'Gerakan 3 Juta KTP Tolak Ahok' laku keras di Car Free Day
Warga Pejompongan deklarasi dukungan Djarot-Sandiaga di Pilgub DKI
Cerita Sandiaga Uno paling banyak 'dijodohkan' di Pilgub DKI
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Bagaimana cara warga Jakarta memilih pemimpin di Pilkada DKI 2017? Dengan sistem ini, warga Jakarta bisa langsung berpartisipasi memberikan suara untuk menentukan pemimpin mereka hingga 5 tahun ke depan.