Ketua DPR ingin ambang batas parlemen jadi 6 persen supaya jumlah partai sedikit
Jumlah partai yang lebih sedikit akan mengurangi potensi konflik di masyarakat. Dengan terbatasnya jumlah partai maka akan mudah menerapkan demokrasi.
Ketua DPR Bambang Soesatyo berharap ambang batas parlemen ditingkatkan dari 4 persen menjadi 6 persen pada pemilu 2024. Dengan begitu, jumlah partai akan berkurang dengan ketatnya persaingan kursi di DPR. Dia menilai demokrasi akan lebih baik dengan kondisi seperti itu.
"Saya harapkan sekarang ambang batas 4 persen, ke depan ambang batas 6 persen, sehingga nanti partai hanya 5, 4 atau tiga seperti dulu itu. Justru paling mudah kita menerapkan demokrasi," ujar Bambang Soesatyo ketika diskusi di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Selasa (8/5).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
Menurutnya, jumlah partai yang lebih sedikit akan mengurangi potensi konflik di masyarakat. pria yang akrab disapa Bamsoet ini menyebutkan, saat ini sudah mulai ada benih-benih yang bisa menuai konflik di tingkat akar rumput.
"Karena tidak banyak dan pasti menekan kerusuhan menekan konflik horizontal yang saat ini ditumbuhkembangkan dan kita mesti waspada," imbuhnya.
Selain jumlah partai semakin sedikit, jumlah calon legislatif pun tidak terlalu banyak. Sebab, calon legislatif pada Pemilu 2019 sangat melimpah. Caleg DPR saja mencapai 25.000 orang yang akan dicantumkan dalam surat suara. Belum lagi DPRD tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Dia khawatir ini membuat pemilih kebingungan. Apalagi nanti pemilih akan memegang lima surat suara. Ditambah masyarakat Indonesia masih banyak minim literasi dan didominasi masyarakat pedesaan dengan rasio umur pemilih di 2019 nanti cenderung lebih besar.
"Saya justru khawatir akankah demokrasi lahir di tengah kebingungan ribuan nama itu. Saya justru khawatir banyak joki yang membantu bapak ibu kita petani dan nelayan yang hanya punya waktu dua menit dalam bilik dan psikologis tidak tahu seperti apa," jelas Bamsoet.
Di luar pileg yang akan membuat kebingungan dengan banyaknya calon, Bamsoet menyakinkan kepada masyarakat bahwa pemilihan presiden tahun depan hanya akan ada dua calon yang bertarung.
"Pilpres tidak usah khawatir karena kemungkinan hanya ada dua calon, head to head dua pasang," imbuhnya.
Baca juga:
Soal peluang JK jadi cawapres Jokowi, NasDem tunggu putusan MK atas gugatan UU Pemilu
PDIP akui JK jadi pilihan cawapres Jokowi jika uji materi dikabulkan MK
Soal JK jadi cawapres Jokowi lagi, Golkar tunggu uji materi UU Pemilu
Tolak uji materi UU Pemilu, Agung Laksono dinilai bukan ingin menjegal JK
Kesbangpol Kabupaten Kobar gelar sosialisasi UU Pemilu & Dana Parpol di Pangkalan Bun
Undang-Undang melarang Jokowi borong dukungan partai di Pilpres 2019