Ketua Fraksi PDIP Ungkap Alasan Johan Budi Dicopot dari Pimpinan BURT DPR
Utut meminta agar hal ini ditanyakan langsung kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Keputusan pemindahan datang dari DPP. Fraksi hanya sebagai kepanjangan tangan DPP di DPR.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan Utut Adianto menjelaskan alasan Johan Budi Sapto Pribowo dicopot sebagai wakil ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI. Menurutnya, pencopotan tidak ada hubungan dengan peringatan keras dan terakhir dari DPP PDIP kepada Johan karena terlibat Dewan Kolonel.
"Kalau dugaan saya enggak (karena sanksi dewan kolonel). Cuma supaya pasti juga, tanya Pak Sekjen," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/11).
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan PDRI dibentuk? Walaupun secara resmi radiogram Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
-
Siapa yang memimpin PDRI? Syafruddin Prawiranegara tercatat menjadi Ketua PDRI dalam waktu yang singkat, yaitu dari 22 Desember 1948 sampai 13 Juli 1949, namun hal ini sangat menentukan eksistensi Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat.
-
Siapa yang mengatakan bahwa Budi Djiwandono lebih cocok di DPR? "Mas Budi Djiwandono bagusan di DPR, cocok. Teman baik saya itu," kata Aria Bima, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/5).
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
Namun, dia meminta agar hal ini ditanyakan langsung kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Keputusan pemindahan datang dari DPP. Fraksi hanya sebagai kepanjangan tangan DPP di DPR.
"Kalau pastinya, nanti tanya Pak Sekjen. Sudah, itu saja," ujarnya.
Utut menerangkan, ada juga beberapa penugasan baru anggota Fraksi PDIP. Tetapi dia tidak tegas apakah orang-orang tersebut merupakan pihak yang terlibat Dewan Kolonel.
"Enggak juga. Ada penugasan baru di beberapa tempat," terangnya.
Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI melakukan pergantian pimpinan. Anggota Fraksi PDIP Johan Budi Sapto Pribowo dicopot dari kursi wakil ketua BURT. Johan akan digantikan Dede Indra Permana. Ia adalah anggota Fraksi PDIP Dapil Jawa Tengah X.
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar membenarkan pergantian pimpinan BURT tersebut.
"Iya, Pak Johan Budi diganti Pak Dede Indra Permana," ujar Indra kepada wartawan, Selasa (1/11).
Sebelumnya Johan Budi berurusan dengan DPP PDIP karena terlibat dalam Dewan Kolonel. Johan bersama sejumlah anggota DPR Fraksi PDIP lain diberikan peringatan keras dan terakhir oleh DPP.
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengatakan, pembentukan Dewan Kolonel melanggar aturan partai. Apalagi sudah diberikan peringatan pertama.
"Kenapa mereka ini langsung dijatuhkan sanksi terakhir, sanksi keras dan terakhir? Karena mereka lakukan kegiatan di luar AD/ART Partai, dan sudah pernah diberi peringatan pertama, kemudian ini peringatan ketiga keras dan terakhir," ujar Komarudin saat konferensi pers usai klarifikasi Ganjar di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (24/10).
Sejumlah kader PDIP yang diberikan teguran keras adalah Trimedya Panjaitan, Johan Budi, Masinton Pasaribu dan Hendrawan Supratikno.
(mdk/fik)