Koalisi PDIP-PPP, Sandiaga Lebih Berpeluang Jadi Cawapres Ganjar
Sandi dan Menteri BUMN Erick Thohir sama-sama memiliki logistik untuk menjadi bakal cawapres pendamping Ganjar.
Sejumlah nama-nama digadang-gadang cocok menjadi pendamping Ganjar. Bagaimana peluang mereka?
Koalisi PDIP-PPP, Sandiaga Lebih Berpeluang Jadi Cawapres Ganjar
Bakal cawapres Ganjar Pranowo hingga kini masih digodok. Sejumlah nama-nama digadang-gadang cocok menjadi pendamping Ganjar. Bagaimana peluang mereka?
"Kalau Sandi dekat dengan identitas PDIP sebagai wong cilik, lalu realita banyak pemilih muslim, Sandi lebih identik dengan hal itu," ucap Asrinaldi, Rabu (2/8)
Ia pun menyampaikan, pengalaman yang lebih lama di pemerintahan membuat Sandi lebih unggul dibandingkan Erick untuk menjadi bakal cawapres pendamping Ganjar. "Sandi lama di pemerintahan, pernah jadi wakil gubernur, lama birokrasi, itu jadi keunggulan Sandi," katanya.
Ia mengakui, Sandi dan Menteri BUMN Erick Thohir sama-sama memiliki logistik untuk menjadi bakal cawapres pendamping Ganjar. Namun, menurutnya, PDIP tidak akan mendapatkan elektoral tambahan bila memilih Erick.
"Erick walau punya kelebihan logistik tapi dari segi segmen pemilih, itu tidak dapat PDIP," tutur Asrinaldi.
"Erick dominan bekerja, menarik partai lain dan elemen lain," sambung.
Terkait mantan Panglima TNI Andika Perkasa, Asrinaldi memandang, menantu Jenderal AM Hendropriyono itu sebagai sosok fenomenal. Namun, menurutnya, pemilih Andika bukan merupakan segmen yang dibutuhkan PDIP dalam upaya meningkatkan elektabilitas Ganjar.
"Andika fenomenal, banyak juga pendukungnya, tentu ada pertimbangan bagi PDIP. Bisa jadi alteernatif, punya jejaring geopolitik, tapi segmen pemilihnya bukan yang dibutuhkan Ganjar," ucapnya.
Senada, pengamat politik dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Silvanus Alvin mengatakan bahwa peluang Sandi mendamping Ganjar lebih besar dibandingkan tokoh yang muncul. Menurutnya, peluang itu terlihat dari rekam jejak bahwa PDIP pernah berkoalisi dengan PPP. "Dilihat secara historis, maka memang ada rekam jejak sejarah bahwa PDIP dan PPP pernah berkoalisi. Sehingga Ganjar-Sandi itu memang berpeluang sekali," ucapnya.
Dalam komunikasi politik, Alvin melanjutkan, gimmick politik bisa menjadi penanda. Sejauh ini, menurutnya, semua peluang masih terbuka lebar.
"Tinggal nanti secara frekuensi gimmick, apakah sering terlihat pertemuan antara PDIP dan PPP," ucapnya.
Secara umum, Alvin memandang, wapres kerap diisi oleh para tokoh nasional yang memiliki latar belakang kuat di ranah ekonomi. Menurutnya, perjalanan menuju November 2023 yang merupakan batas akhir pendaftaran pasangan capres-cawapres, akan ada negative campaign yang memang punya itensi untuk meningkatkan daya tawar demi mendapatkan 'tiket emas'.