Kode Keras Mantan Jenderal TNI Djoko Santoso untuk Kubu Jokowi
Mantan Panglima Djoko Santoso menyampaikan kritik tajam pada kubu petahana, Jokowi-Ma'ruf Amin.
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso menyampaikan kritik tajam pada kubu petahana, Jokowi-Ma'ruf Amin. Bahkan mantan Panglima TNI ini mengatakan, Prabowo tak segan untuk mundur jika terjadi kecurangan dalam Pilpres 2019.
Apa yang disampaikan mantan Panglima TNI ini membuat suhu politik semakin memanas jelang tiga bulan pencoblosan capres-cawapres. Berikut ini peringatan keras untuk kubu Jokowi dari mantan Panglima TNI Djoko Santoso:
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
Prabowo akan Mundur jika ada Potensi Kecurangan
Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso menyampaikan kemungkinan Prabowo mundur jika ditemukan adanya kecurangan saat Pilpres 2019 tidak bisa dihindarkan. "Kalau memang potensi kecurangan itu tidak bisa dihindarkan maka Prabowo Subianto akan mengundurkan diri. Karena memang ini sudah luar biasa," kata Djoko di acara Bincang Asik dan Penting (Bising) Gerakan Milineal Indonesia Malang Raya, Minggu (13/1) lalu.
Djoko mengatakan bahwa kecurangan dipastikan terjadi. Dia lagi-lagi menyebut contoh orang gila yang boleh ikut memilih. "Pasti ada (kecurangan), orang gila suruh milih. Tuhan saja tidak memberi tanggung jawab pada orang gila. Wartawan saksi sejarah, lebih pintar dari kami," tegasnya saat didesak tentang pelaku kecurangan.
'Apa yang Diomongkan harus Mencerdaskan Bangsa'
Mantan Panglima TNI Djoko Santoso pernah bereaksi atas pernyataan yang dilontarkan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin, Moeldoko. Waktu itu Moeldoko mengatakan markas pemenangan Prabowo-Sandi di Solo ganggu pemandangan.
Menurut Djoko, sebagai seorang pemimpin seharusnya lebih bisa menjaga tutur kata. Terlebih saat ini memasuki tahun politik, mendirikan posko pemenangan di mana saja adalah sah-sah saja.
"Apa yang diomongkan harus mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau orang yang ngomong begitu berarti belum punya peradaban demokrasi saat ini," tegas Djoko.
PDIP Kirim Karangan Bunga, Djoko sebut Sindiran Supaya Kita Mati
PDIP mengirimkan karangan bunga sebagai tanda ucapan selamat atas diresmikannya Kantor Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, di Solo. Ketua BPN, Djoko Santoso menanggapi dingin kiriman ucapan selamat tersebut. Menurutnya, kiriman bunga itu adalah bentuk sindiran ucapan kematian kepada Prabowo-Sandi.
"Tidak apa-apa, itu menunjukkan peradaban yang dia pertontonkan, supaya kita mati, iya kan. Kita lihat saja, rakyat sudah pinter kok, sudah ada medsos, dan hape (handphone)," kata Djoko.
Nilai Jokowi Sudah Salah Urus Negara
Djoko Santoso menyerukan pemerintahan harus sudah diganti. Menurutnya, Presiden Joko Widodo telah salah urus selama empat tahun memimpin Indonesia.
"Mengapa keadaan bisa jadi begitu. Pertama ya karena salah urus dan kedua konsepsi negara kita sudah jebol," kata Djoko.
Djoko menegaskan, dengan hadirnya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bisa menyelamatkan bangsa Indonesia. "Maka pemimpin yang bisa bergerak, berubah menuju cita-cita bangsa adalah Prabowo dan Sandi," ujar Djoko.