Kubu Ahok sebut elektabilitas Agus & Anies naik cuma euforia sesaat
Kubu Ahok sebut elektabilitas Agus & Anies naik cuma euforia sesaat. Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ansy Lema menyatakan adalah hal yang wajar jika terjadi penurunan pemilih Ahok-Djarot pasca adanya kepastian diajukannya pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Pilgub DKI tinggal menghitung bulan. Namun, elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus menurun berdasarkan survei sejumlah lembaga survei.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bahkan menyebut elektabilitas Ahok kini berada di angka 31,4 persen. Namun hal itu ditanggapi santai oleh Tim Pemenangan Ahok-Djarot.
Juru Bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Ansy Lema menyatakan adalah hal yang wajar jika terjadi penurunan pemilih Ahok-Djarot pasca adanya kepastian diajukannya pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Menurutnya, hal tersebut merupakan pola biasa dalam survei dan gejala alami karena memang telah ada calon definitif.
"Beberapa persen undecided voters (pemilih yang sebelumnya belum menentukan pilihan) tentu berpindah ke kandidat lain," katanya kepada merdeka.com, Kamis (6/10).
Pihaknya juga mengklaim telah membuat survei internal. Hasilnya, elektabilitas Ahok-Djarot masih di atas angka 40 persen. Berbeda dengan LSI yang menyebut jumlah undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan) sebesar 28,2 persen, Ansy menyampaikan angka undecided voters hasil survei internal timnya jauh di bawah angka itu, bahkan di bawah 13 persen.
"Setelah calon telah diumumkan secara definitif, masyarakat sebenarnya telah disuguhkan pilihan. Maka, logis angka undecided voters mestinya menurun drastis," katanya.
Dosen FISIP Universitas Nasional (Unas) Jakarta ini menilai wajar jika elektabilitas pasangan Anies-Sandi dan Agus-Sylvi melesat tajam dalam waktu singkat. Sebab kandidat yang dimunculkan adalah figur kaliber dan telah dikenal publik.
Namun, dia meyakini fenomena ini tidak akan berlangsung lama. Hal tersebut merupakan euforia sesaat akibat efek keterkejutan pasca dimunculkannya calon yang tidak disangka-sangka publik.
"Tapi, pasti akan ada titik jenuh. Situasi segera kembali normal. Kami percaya Ahok-Djarot bisa rebound lagi ketika 'masa bulan madu' Anies-Sandi dan Agus-Sylvi segera habis. Apalagi tingkat kepuasan publik pada pasangan petahana masih tinggi di atas 75 persen," jelasnya.
Menurutnya, pada akhirnya pemilih akan realistis, yakni akan memilih pemimpin yang sudah terbukti berkinerja baik dan teruji rekam jejaknya.
"Pemilih Jakarta adalah pemilih cerdas yang memilih atas dasar kinerja konkret, bukan sebatas janji," katanya.