Kubu Jokowi hati-hati 'goreng' hoaks Ratna Sarumpaet, bisa untungkan Prabowo
Sekitar sepekan terakhir, publik Indonesia dihebohkan dengan kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Ratna mengaku dipukuli sejumlah orang tak dikenal yang menyebabkan wajahnya bengkak dan memar. Kabar dari Ratna ini kemudian ditanggapi cepat oleh kubu Prabowo-Sandi.
Sekitar sepekan terakhir, publik Indonesia dihebohkan dengan kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Ratna mengaku dipukuli sejumlah orang tak dikenal yang menyebabkan wajahnya bengkak dan memar. Kabar dari Ratna ini kemudian ditanggapi cepat oleh kubu Prabowo-Sandi.
Setelah Ratna mengaku berbohong, kubu Prabowo-Sandi pun dituding ikut menyebarkan kabar hoaks. Sejumlah pihak menilai ini dinilai akan menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Namun menurut pengamat dari KedaiKOPI, Hendri Satrio, isu ini justru akan menguntungkan Prabowo jika kubu Jokowi-Ma'ruf terus menggorengnya.
-
Mengapa Ratna Sarumpaet ditangkap di tahun 1998? Sebelumnya, ia bahkan sempat ditangkap pada 11 Maret 1998 di Ancol dan ditahan selama beberapa bulan karena tuduhan makar.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Ratna Sarumpaet menunjukkan keaktifannya di masa Orde Baru? Di masa orde baru 1998, Ratna Sarumpaet juga aktif menyuarakan keadilan. Ia bahkan berorasi saat menduduki gedung DPR RI di tahun 1998.
-
Apa yang dilakukan Ratna Sarumpaet saat melakukan kunjungan sosial di Sintang, Kalimantan Barat? Pada 1992 ia juga berkunjung ke Sintang, Kalimantan Barat dan menjalankan misi sosial. Ia juga berfoto di dalam rumah adat Dayak bersama anak-anak di sana.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
"Di kubu Jokowi juga sebaiknya tidak terlalu lama menggoreng kasus ini. Karena nanti kalau salah-salah masyarakat yang berempati ke kubu Prabowo. Kan jadi menguntungkan Prabowo. Hati-hati juga menggoreng isu ini," jelasnya kepada merdeka.com, Selasa (9/10).
Hendri mengatakan, isu ini memang membuat kubu Prabowo-Sandi kelimpungan. Namun belum tentu dapat menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Karena perjalanan menuju Pilpres masih lumayan panjang.
"Belum, masih jauh perjalanannya. Masih banyak cerita pasti di tengah perjalanan menuju April nanti. Kasus Ratna ini bikin kubu Prabowo-Sandi kelimpungan, iya. Tapi apakah gara-gara kasus Ratna ini kubu Prabowo-Sandi pasti kalah, belum tentu. Masih jauh pokoknya perjalanannya," jelasnya.
Waktu sekitar enam bulan menuju April 2019 ini bisa dimanfaatkan kubu Prabowo-Sandi untuk menaikkan elektabilitas. Mengingat dari beberapa hasil survei, elektabilitas Prabowo-Sandi jauh di bawah Jokowi-Ma'ruf. Hendri menyarankan agar Prabowo maupun Sandi lebih banyak turun ke masyarakat.
"Saran saya lebih banyak lagi ketemu rakyat," pungkasnya.
Baca juga:
PKS yakin hoaks Ratna Sarumpaet bikin rakyat simpati pada Prabowo
PKS lihat ada kejanggalan soal proses pemanggilan Amien Rais
Fahri Hamzah minta Polri stop kasus hoaks hingga Ratna Sarumpaet saja
Yusril minta Amien Rais tak perlu 'berisik' di depan publik
Amien Rais diperiksa, kubu Prabowo soroti independensi polisi
Amien Rais usai 6 jam diperiksa Polda Metro Jaya
Usai Amien Rais diperiksa, Ratna Sarumpaet doakan semua berjalan lancar