Prabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki
Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Prabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mengingat kembali momen sewaktu menjadi rival Presiden Joko Widodo di pemilihan presiden (pilpers) beberapa waktu lalu.
Prabowo mengatakan, tidak banyak pemimpin yang bersikap seperti Jokowi yakni merangkul lawan politik.
"Saya mantan lawan beliau, saya rival beliau. Berapa kali saya lawan beliau, dan beberapa kali kalah," kata Prabowo di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (26/1).
Prabowo menceritakan, dua kali kalah melawan Jokowi di Pilpers. Pertama pada 2014 lalu. Prabowo mengatakan, saat itu Jokowi menyambangi kediamannya.
"Tidak banyak pemimpin yang punya itikad seperti itu," ujarnya.
Menurut Prabowo, biasanya pemenang tidak mengandeng rival. Namun, Jokowi tak demikian.
"Saudara-saudara biasanya orang Indonesia kalau menang lawannya dihabisin," kata Prabowo
"Betul," timpal Prabowo
"Betul," dijawab peserta
"Kalau menang rasain lu," kelakar Prabowo
Pun demikian saat kembali dikalahkan Jokowi pada 2019 silam. Prabowo mengatakan, Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi.
"Mengajak saya. Tidak semua pemimpin macam itu, coba berapa ratus pilkada berapa ratus pemilihan bupati, pemilihan gubernur yang menang datang ke rumah yang lawan yang kalah. Bahkan sering yang kalah pun tidak mau datang ke pelantikan yang menang. Betul tidak," kata Prabowo
"Betul," ujar peserta
Dengan demikian, Prabowo mengatakan, dirinya bersama Jokowi telah memberikan contoh, meski berlawanan dan bersebrangan pada akhirnya pun tetap bersatu.
"Kita kontestasi-kontestasi nya pun bukan konstestasi ekok-ekok lumayan juga waktu itu," ujar dia.
Prabowo mengatakan, dirinya bertekad menciptakan suasana serupa bila terpilih menjadi presiden.
"Kita kerjasama dengan semua pihak. Kita kolaborasi, kita harus memimpin tanpa dengki, tanpa benci, tanpa dendam, tanpa salah, tanpa buruk sangka, tanpa curigaan curigaan itu kita harus ciptakan indonesia seperti itu demokrasi kita demokrasi seperti itu," tutupnya.