Lima Partai Diprediksi Lolos Threshold di Pemilu 2019
Kahfi menjelaskan, hasil survei Roda Tiga Konsultan menunjukkan jika responden diberikan pilihan 16 nama partai secara tertutup, maka PDIP unggul dengan elektabilitas 22,1 persen, Gerindra 13,7 persen, Golkar 11,2 persen, PKB 8 persen dan Demokrat 7,2 persen. Undecided voters masih tersisa sebesar 20,9 persen.
Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden Serentak Tahun 2019 mendatang sudah cukup tinggi. Tercatat tingkat pengetahuan masyarakat terhadap Pemilu tersebut mencapai 94,5 persen.
Direktur Eksekutif Roda Tiga Konsultan (RTK) M Kahfi Siregar mengatakan, dari 94,5 persen, tercatat 53,9 persen masyarakat sudah memahami dan menentukan pada pilihannya. Utamanya pilihan pada partai politik yang akan dipilihnya.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Sementara sisanya, dia mengungkapkan, 46,1 persen belum memiliki pilihan partai yang jelas secara terbuka (top of mind). "Jumlah pemilih tersebut berpotensi menjadi swing voters dalam pemilu 2019 mendatang," katanya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/3).
Survei RTK digelar 28 Januari hingga 15 Februari 2019 dengan menggunakan metode stratified systemic random sampling dan margin of error sebesar 2,5 persen. Survei dilakukan terhadap 1610 responden yang diambil secara proporsional di 161 kelurahan di 34 propinsi. Yakni bagi WNI berusia 17 tahun yang telah memiliki hak suara di Pemilu 2019.
Kahfi menjelaskan, hasil survei Roda Tiga Konsultan menunjukkan jika responden diberikan pilihan 16 nama partai secara tertutup, maka PDIP unggul dengan elektabilitas 22,1 persen, Gerindra 13,7 persen, Golkar 11,2 persen, PKB 8 persen dan Demokrat 7,2 persen. Undecided voters masih tersisa sebesar 20,9 persen.
"Jika undecided voters diasumsikan tidak memilih dan suaranya didistribusikan secara proporsional kepada semua partai, maka perolehan suara lima partai terbesar akan mengalami kenaikan yang signifikan. PDIP menjadi 28,0 persen, Gerindra 17,4 persen, Golkar 14,1 persen, PKB 10,1 persen dan Demokrat 9,1 persen," ujarnya.
Untuk pertanyaan jika Pemilu dilaksanakan hari ini atau sekarang, dimana Roda Tiga Konsultan membagi 3 kategori parpol, tercatat hanya lima partai yang sudah jelas lolos threshold 4 persen. Kelima partai politik itu adalah PDIP, Gerindra, Golkar, PKB dan Demokrat.
Kemudian partai politik yang di ambang batas, antara lolos dan tidak lolos dalam rentang margin of error ± 2,5 persen, yaitu PPP, PKS, Nasdem dan PAN. Sementara partai yang tidak lolos threshold adalah Hanura, PBB, PKPI dan juga partai pendatang baru yaitu Garuda, Berkarya, Perindo dan PSI.
Di sisi lain, lanjut Kahfi, pihaknya juga mencatat penurunan trend dari suara PDIP. Bila sebelumnya sebesar 26 persen menjadi 22,1 persen di bulan Agustus 2019. Berbeda dengan PDIP, Golkar dan PKB justru mengalami kenaikan. Golkar tercatat naik dari 9,3 persen menjadi 11,2 persen, PKB dari 6,5 persen menjadi 8 persen.
"Sementara Gerindra dan Demokrat belum beranjak," imbuhnya.
Dibandingkan perolehan suara 2014, masih kata Kahfi, hanya PDIP dan Gerindra yang mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini menunjukkan efek ekor jas dari Pilpres benar-benar hanya menguntungkan bagi dua partai saja, yaitu PDIP dan Gerindra.
"Partai-partai lain harus berjuang keras untuk menyamai perolehan suara pada Pemilu 2014," pungkasnya.
Baca juga:
4 Kritik Prabowo yang langsung dijawab Jokowi
MK tolak seluruh gugatan ambang batas capres
Demokrasi tercederai jika presidential threshold tetap berlaku di Indonesia
Datangi MK, penggugat PT 20 persen minta sidang segera digelar
Ketimbang masa jabatan wapres, MK lebih baik dahulukan gugatan presidential threshold