LSI Denny JA: Publik tak ingin Pilpres buat rakyat terbelah seperti Pilkada DKI
"Hanya 18,5 persen publik yang tidak mempersoalkan pembelahan publik yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017," imbuh Adjie.
Hasil survei LSI Denny JA menemukan sebagian besar publik tidak menginginkan kondisi masyarakat terbelah dengan adanya kontestasi pemilihan presiden 2019. Hal tersebut karena masyarakat pernah merasakan bagaimana kehidupan berbangsa seolah terbelah pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Dalam survei terbaru LSI, publik tidak menginginkan kasus yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta terulang di Pilpres 2019. Sebanyak 72,5 persen responden menyatakan setuju tidak mau masyarakat terbelah seperti satu tahun lalu.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada Jateng berdasarkan survei LSI? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
-
Berapa elektabilitas PSI menurut survei LSI Denny JA? Elektabilitas PSI hanya sebesar 1,5 persen. Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Bagaimana cara LSI Denny JA melakukan survei tentang elektabilitas partai? Sebagai informasi, survei ini menggunakan metodologi sampling multi-stage random sampling pada 1.200 responden. Adapun survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Kapan LSI melakukan survei? “Kalau melihat data-data ini, yang belum menentukan pilihan untuk pilihan kedua masih sangat besar. Itu berarti dinamika dukungan masih sangat tinggi,” Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
"Mayoritas publik yaitu sebesar 72,5 persen berharap bahwa kasus Pilkada DKI Jakarta 2016-2017 yang membelah publik Indonesia tak terulang kembali dalam Pilpres 2019," kata peneliti LSI Adjie Alfaraby di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/7).
Kendati demikian, masih ada masyarakat yang setuju kasus seperti Pilkada DKI Jakarta terjadi. Sebesar 18,5 persen responden menyatakan tidak masalah soal pembelahan masyarakat. 9 persen sisanya menyatakan tidak tahu.
"Hanya 18,5 persen publik yang tidak mempersoalkan pembelahan publik yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017," imbuh Adjie.
Sekadar mengingatkan publik sempat terpecah karena pilihan politik pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Narasi publik ketika itu terbelah antara pendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan antinya. Sentimen agama dan kesukuan juga memanas karena Ahok merupakan non muslim.
Survei nasional dilaksanakan setelah pergelaran Pilkada Serentak dari 28 Juni sampai 5 Juli. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan responden 1.200 orang. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen. Survei ini juga dilengkapi dengan focus group discussion, analisis media dan wawancara mendalam.
Baca juga:
LSI Denny JA: Gerakan #2019GantiPresiden makin disukai dan diterima masyarakat
Pasangan Prabowo-Gatot jadi penantang terkuat Jokowi versi LSI Denny JA
Lima cawapres ideal untuk Jokowi versi LSI Denny JA
Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Jokowi pasca Pilkada naik