LSI: Legacy SBY menunggu Perppu Pilkada disahkan DPR
Jika perppu ditolak DPR, SBY akan dijuluki Bapak Pilkada Tak Langsung oleh publik.
Masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah berakhir. Selama 10 tahun memimpin negeri ini, publik menilai baik atau buruknya kinerja SBY di bidang politik dan demokrasi tergantung nasib Perppu Pilkada langsung yang akan dibahas di DPR pada bulan Januari 2015 mendatang.
Dari hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), sebanyak 72,24 persen publik menilai, keberhasilan SBY di bidang demokrasi dan politik ditentukan dalam Perppu Pilkada, sementara 16,92 persen publik menilai warisan SBY tidak tergantung nasib Perppu.
"Jika Perppu tersebut ditolak DPR, maka publik akan menyebut SBY sebagai Bapak Pilkada Tak Langsung. Jika SBY gagal memperjuangkan Perppu pilkada untuk diterima oleh DPR, maka publik menghukum SBY dengan gelar tersebut," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, dalam jumpa pers di kantor LSI, Jakarta, Selasa (21/10).
Ardian melanjutkan, ada beberapa alasan mengapa publik menilai legacy SBY senasib dengan Perppu Pilkada langsung. Dari hasil survei publik menilai peran SBY sangat vital dalam merampas hak politik masyarakat. Selain itu, publik juga menilai, SBY sebagai inisiator RUU Pilkada oleh DPRD dan aksi walk out Partai Demokrat saat paripurna DPR yang dinilai sebagai jalan bagi berlakunya UU Pilkada DPRD.
"Publik menilai langkah SBY mengeluarkan Perppu hanya strategi menebus dosanya. Karena masyarakat paham bahwa Perppu tersebut harus disetujui oleh DPR," jelasnya.
Ardian menjelaskan, jika Perppu ditolak DPR, maka masyarakat akan mendesak pemerintahan Jokowi untuk menyelenggarakan referendum (jajak pendapat langsung) untuk menentukan apakah Pilkada langsung atau DPRD.
"83,23 Persen masyarakat, meminta pemerintahan Jokowi membuat referendum apabila DPR menolak Perppu SBY. Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sejak awal mendukung pilkada langsung dan akan konsisten mendukung Perppu," tandasnya.
Survei dilakukan pada tanggal 17-19 Oktober 2014, adapun jumlah responden sebanyak 1.200, dengan menggunakan metode multistage random sampling, di mana margin of error berada pada angka 2,9 persen.