Maruarar: Saya lawan yang mau adu domba Jokowi dan JK
Politikus PDI Perjuangan yang dikenal dekat dengan Jokowi dan JK, Maruarar Sirait, mengatakan bahwa Jokowi dan JK merupakan dua pemimpin dengan karakter yang saling melengkapi.
Politikus PDI Perjuangan yang dikenal dekat dengan Jokowi dan JK, Maruarar Sirait, mengatakan bahwa Jokowi dan JK merupakan dua pemimpin dengan karakter yang saling melengkapi.
Pernyataan itu disampaikan Maruarar saat menjadi narasumber dalam rilis hasil survei Saiful Mujani Research Institute (SMRC) di Menteng, Jakpus, Kamis (5/10).
Rilis survei disampaikan Direktur SMRC Djayadi Hanan. Hadir dalam paparan survei dengan tema Kecenderungan Dukungan Politik Tiga Tahun Presiden Jokowi ini menghadirkan narasumber dari partai politik. Yaitu, selain Maruarar Sirait, juga ada politikus Golkar TB Ace Hasan Syadzali dan politikus Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin.
Hasil survei ini, Jokowi masih tinggi dengan 38,9 persen. Sementara elektabilitas Prabowo Subianto merosot hingga 12 persen dan SBY 1,6 persen. Sementara elektabilitas kandidat lain berada di bawah 1 persen karena belum kompetitif. Mereka adalah Anies Baswedan (0,9 persen), Ahok (0,8 persen), JK (0,8 persen), Hary Tanoe (0,6 persen), Surya Paloh (0,3 persen), AHY (0,3%), Ridwan Kamil (0,3%), Gatot Nurmantyo (0,3%) dan lainnya.
"Dengan elektabilitas yang tinggi ini tentu ada yang tidak suka. Misalnya dengan cara mau mengadu domba Jokowi dan JK. Saya yang akan melawan bila Jokowi dan JK diadu domba," tegas Maruarar.
Maruarar memastikan bahwa Jokowi dan JK sangat solid. Dua karakter keduanya yang berbeda saling melengkapi satu sama lain.
"Jokowi suka harmoni dan persatuan, Pak JK suka manuver dan terobosan. Ini saling melengkapi. Pak Jokowi dekat dengan rakyat dan suka blusukan, Pak JK pengusaha yang dekat dengan kelompok sosial keagamaan," tegas Maruarar.
Maruarar menekankan bahwa bila Jokowi dan JK kompak dan solid maka akan tercipta stabilitas. Bila stabilitas ada maka ekonomi dan investasi akan meningkat. Bila ekonomi tumbuh, maka rakyat akan sejahtera.
"Tentu saja ada yang tak suka dengan soliditas Pak Jokowi dan Pak JK. Tapi ingat. Keduanya pun dipilih secara sah dan konstitusional. Makanya jangan ada pihak yang mau mengadu domba mereka," tegas Maruarar.
Terkait dengan survei, Djayadi menjelaskan, data itu didapat dari survei yang digelar pada 3-10 September 2017 dengan 1.057 responden di seluruh Indonesia yang mempunyai hak pilih. Responden dipilih secara random. Margin of error 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%.