Masyarakat diminta bijak dan tak terbawa polemik video kampanye Ahok
Video kampanye Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, tengah menuai kritik. Isi video dianggap berbahaya dan rawan memicu konflik antar kelompok di masyarakat. Atas kondisi ini, masyarakat diminta tetap bijak menyikapi masalah ini.
Video kampanye Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, tengah menuai kritik. Isi video dianggap berbahaya dan rawan memicu konflik antar kelompok di masyarakat. Atas kondisi ini, masyarakat diminta tetap bijak menyikapi masalah ini.
Pengamat politik senior CSIS, J Kristiadi, meminta dalam melihat konten kampanye dalam video Ahok-Djarot harus secara luas. Sehingga masyarakat tidak ikut terbentur dalam pertarungan elit. Apalagi warga Jakarta dikenal sudah plural.
"Kita harus bijak. Ada pesan yang ingin disampaikan tentu dengan konteks yang lebih luas. Kita sebagai masyarakat yang plural jangan sampai terbawa pertarungan elit," kata Kristiadi kepada wartawan, Senin (10/4).
Masyarakat, khususnya warga Jakarta, juga diminta belajar dari berbagai pengalaman sebelumnya. Sehingga tidak mudah terbuai dengan janji dibungkus kata-kata manis. Apalagi banyak para calon pemimpin mengumbar banyak janji. Termasuk para paslon di Pilgub DKI.
"Orang yang mau berkuasa itu janjinya bukan main. Janji-janji yang muluk-muluk itu semua hanya modal untuk dikatakan tapi amat sulit untuk diwujudkan," ujarnya.
Untuk itu, dia menyarankan masyarakat tidak terjebak pada penilaian tertentu. Sebab, rawan ditumpangi banyak kepentingan politik. Maka dari itu, dia meyakini kritik atas video itu bukan pendapat asli masyarakat Indonesia menjunjung tinggi pluralisme.
"Orang kalo sudah mencap orang, apapun bisa bisa salah semua. Jadi kita tidak usah masuk dalam turbulensi ini karena enggak akan ada selesainya. Ini hanya akan menjadi permainan politik saja," jelasnya.
Kritik atas video kampanye Ahok-Djarot, salah satunya muncul dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Dia merasa video kampanye Ahok-Djarot akan berdampak pada dinamika masyarakat di level akar rumput. Sebab, Fahri melihat pesan dari video tersebut terkesan menganggap masyarakat tengah bermusuhan.
"Ini yang berbahaya di kalangan grassroot. karena di kalangan grassroot kesempatan untuk berpikir tenang enggak seluas elitnya. Tapi kan film ini dibuat elit efeknya kepada grassroot bisa bahaya itu enggak bisa kita biarkan," kata politikus PKS ini.
Bukan hanya itu, rekan Fahri sesama pimpinan DPR juga ikut berkomentar. Fadli Zon, wakil ketua DPR, ini merasa memberikan pesan tidak baik kepada khalayak.
"Video itu memberikan satu message (pesan) kurang baik. Karena jelas di situ menyebarkan satu persepsi seolah-olah di Jakarta dan juga masyarakat muslim itu penuh kekerasan, apalagi di situ ada tulisan 'Ganyang China' dan lain-lain," terang Fadli.
Perlu diketahui, dalam video yang diunggah di akun Twitter milik Ahok tersebut berdurasi dua menit dan pada menit ke 0.08 dari video itu mengangkat tema kerusuhan, menampilkan ada sekelompok pemuda berpeci hitam berbaju putih lengkap dengan selempang kain sedang berteriak-teriak. Sementara itu latar belakang kelompok pemuda tersebut itu bertulis huruf besar dengan tulisan ganyang cina. Berawal dari situlah, video tersebut menuai kontroversi netizen.