Megawati dinilai paling tahu cara SBY bersandiwara
"Kita sekarang tidak bangga punya SBY karena menjadi motor matinya demokrasi yang telah diperjuangkan lewat reformasi."
Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait UU Pilkada dinilai sejumlah kalangan sebagai sandiwara. Sebab, bagaimana bisa SBY menolak pilkada lewat DPRD, sementara hampir semua anggota Fraksi Partai Demokrat 'walk out' dalam sidang paripurna sehingga opsi pilkada langsung kalah dalam voting.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, menilai sandiwara SBY sebenarnya bukan hal baru. Dia menilai Megawati Soekarnoputri yang paling mengetahui cara bekas menterinya itu bersandiwara.
"Itu makanya Megawati konsisten untuk tidak membuka ruang-ruang komunikasi terhadap SBY, dan sekarang ternyata sikap itu ada benarnya," kata Ari saat dihubungi merdeka.com, Senin (29/9).
Sejak lengser dari kursi presiden tahun 2004, Megawati diketahui enggan membuka komunikasi dengan SBY, termasuk menghadiri upacara HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara. Santer disebut keengganan Megawati itu karena sikap SBY yang tidak mau mengaku saat ditanya siapa saja menterinya yang akan maju di Pilpres 2004. Tidak seperti Agum Gumelar dan Hamzah Haz, SBY saat itu mengatakan tidak akan maju di Pilpres 2004.
"Semua akhirnya tahu SBY nyapres dan menang. Padahal setahu saya Megawati saat itu bertanya hanya untuk mengatur jadwal cuti para menterinya untuk kepentingan kampanye mereka," ujar Ari yang mantan wartawan ini.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Bagaimana cara SBY menggambarkan pertemuan dengan Megawati? "Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY di akun twitter resminya, Senin (19/6).
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Mengapa Megawati mendukung hak angket Pemilu? Ketua Tim Demokrasi Keadilan (TDK) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengatakan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendukung hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
Ari menilai keengganan Megawati membuka komunikasi dengan SBY karena ada perbedaan diametral yang lebar antara gaya komunikasi kedua tokoh tersebut.
"Jika Megawati bertipe 'apa adanya' serta teguh dalam berpendapat, maka SBY lekat dengan pencitraan dan tidak tegas," ujar Ari.
"Lihat saja style komunikasi SBY saat berbicara di kanal Youtube yang mendukung pilkada langsung tetapi berbeda dengan perintahnya terhadap ketua Fraksi Demokrat untuk melakukan walk out saat voting RUU Pilkada," ujar Ari.
Menurut Ari, sikap SBY yang mencla-mencle itu menjadi penyebab komentar terbaru terhadap SBY yang sedang berada Amerika Serikat (AS) untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB.
"Sikap yang menyesalkan proses politik RUU Pilkada di DPR serta mengaku tidak memerintahkan fraksinya untuk walk out dianggap dagelan politik dari seorang 'badut'," ucap Ari.
Menurut doktor jebolan Ilmu Komunikasi Unpad ini, ketegasan Megawati yang selama ini kerap dipandang minor oleh lawan politik dan masyarakat awam, mulai terlihat manfaatnya.
"Kini masyarakat mendapat pembelajaran yang berharga soal tipikal kepemimpinan nasional. Selama sepuluh tahun rezim SBY, kita sudah muak mendapat tontonan dari SBY di mana antara kata dan perbuatan sangat bertolak belakang. Akibatnya, para menteri di kabinet-kabinet SBY selalu mengikuti gaya patronnya," ujar dia.
"Kita sekarang tidak bangga punya SBY karena menjadi motor matinya demokrasi yang telah diperjuangkan lewat reformasi. Pantaslah kalau SBY disebut sebagai Bapak Pilkada Tidak Langsung. Sebuah gelaran yang sangat memalukan di senjakala masa jabatannya," sergah Ari yang juga pengajar S2 Universitas Diponegoro (Undip) itu.
Baca juga:
Telepon Ketua MK, SBY konsultasi soal RUU Pilkada
Perlawanan putusan Pilkada DPRD lewat dunia maya
4 Kritik atas sujud Amien Rais syukuri pilkada lewat DPRD
Malunya politisi mengaku idolakan Soekarno tapi tak meneladani
Meme kemarahan rakyat kepada DPR usai pengesahan RUU Pilkada