Megawati Pernah Ultimatum akan Pecat Kader yang Interupsi Pidato SBY
Sekretaris Kabinet itu tak begitu yakin persis waktu kejadian. Yang pasti, waktu itu presiden SBY sedang menyampaikan pidato nota keuangan.
Sekjen PDIP 2005-2010 Pramono Anung membagikan cerita soal sikap Megawati Soekarnoputri yang menjunjung tinggi konstitusi. Megawati pernah mengeluarkan ancaman pemecatan setelah ada kader yang menginterupsi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Di luar kekuasaan maupun di dalam kekuasaan Bu Mega selalu mengajarkan terhadap konstitusi," ujarnya dalam perayaan HUT Megawati, dalam tayangan YouTube, Minggu (24/1).
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Bagaimana hubungan Budi Djiwandono dengan Prabowo Subianto? Budi adalah anak dari Joseph Sudrajad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo. Sang ibu merupakan kakak dari Prabowo Subianto.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
Sekretaris Kabinet itu tak begitu yakin persis waktu kejadian. Yang pasti, waktu itu presiden SBY sedang menyampaikan pidato nota keuangan.
"Bahkan pernah kejadian di tahun 2005 atau 2006 teman-teman akan melakukan interupsi di sidang pada waktu presiden menyampaikan nota keuangan," ujar dia.
Tindakan kader PDIP tersebut membuat Megawati naik pitam. Pram yang waktu itu masih menjabat sebagai Sekjen langsung diberi instruksi agar menyampaikan ultimatum.
"Itu Ibu marah sekali. Marah dan memberikan perintah waktu itu, saya masih Sekjen, siapapun yang melakukan interupsi kepada Presiden, Presiden waktu itu Pak SBY, saya akan pecat saat itu juga," katanya.
"Kenapa itu dilakukan? Karena beliau menjaga marwah konstitusi. Jadi kita boleh berbeda pendapat, kita boleh berseberangan tetapi kita harus taat, patuh, tunduk pada konstitusi. Itu menjadi hal selalu diajarkan Bu Mega," imbuh dia.
Sikap itu terus dipegang Megawati secara konsisten hingga saat ini. Meskipun PDIP merupakan bagian dari pemerintah, tetapi kritik tetap dilancarkan.
"Termasuk pada saat ini. Bahwa kita menjadi bagian dari pemerintah tentu kita juga selain memberikan dukungan sepenuhnya kepada pemerintah, dalam hal tertentu kalau ada kebijakan yang tidak benar, kita juga harus bisa memberikan kritik dan alternatif untuk itu secara konstitusi," tandas dia.
Baca juga:
Risma Soal Masuk Kriteria Calon Kepala Otorita IKN: Banyak Kepala Daerah Arsitek
Dukung Jokowi di G20, PDIP Ingin Tunjukkan Arah Politik Lingkungan Indonesia
Risma Tanam Mangrove di HUT Megawati: Merawat Bumi, Kelangsungan Hidup Makin Terjaga
Hasto Sebut Kecintaan Megawati pada Lingkungan dan Tanaman Menjadi Kultur PDIP
Megawati Soekarnoputri Ulang Tahun Besok, PDIP akan Tanam Mangrove di Bali
Belajar dari Kasus Arteria, Pimpinan DPR Ingatkan Anggota Dewan Hargai Kearifan Lokal