Melihat peluang TGB saingi AHY, sang putra mahkota Demokrat
Melihat peluang TGB saingi AHY, sang putra mahkota Demokrat. Dorongan kader Demokrat daerah yang ingin TGB maju Pilpres 2019 dipandang sinis elite partai. AHY disebut jauh lebih tinggi memiliki peluang menang ketimbang TGB.
DPD Partai Demokrat NTB menyodorkan nama Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi menjadi salah satu nama untuk maju di Pilpres 2019. Kader Demokrat di daerah diklaim banyak yang inginkan TGB bersaing dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga dijagokan elite Demokrat.
Relawan pemenangan TGB pun telah dibentuk. Sayang, aspirasi kader di daerah tak mendapatkan respon positif di tatanan elite Partai Demokrat.
-
Kapan Zahwa Massaid lulus kuliah? Lulus Tahun Lalu Zahwa lulus kuliah pertengahan 2023. Aaliyah dan Reza Artamevia datang dari Indonesia untuk hadiri momen kelulusannya.
-
Kapan Zulkarnain Lubis meninggal? Pada Jumat, 11 Mei 2018, Zulkarnain meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pali, Sumatra Selatan di usia 59 tahun.
-
Siapa Harun Al-Rasjid Zain? Harun Al-Rasjid Zain, merupakan seorang ekonom, dosen, politikus, dan pejuang Indonesia yang berasal dari Pariaman, Sumatra Barat.
-
Di mana Zulkarnain Lubis meninggal? Pada Jumat, 11 Mei 2018, Zulkarnain meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pali, Sumatra Selatan di usia 59 tahun.
-
Kapan Marcella Zalianty meraih penghargaan bergengsi Piala Citra? Salah satunya adalah Piala Citra yang ia menangkan sebagai Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia berkat perannya dalam film BROWNIES.
-
Apa julukan Zulkarnain Lubis? Pria yang dijuluki Maradona Indonesia ini kembali ke Pulau Jawa dan meneken kontrak bersama Petrokimia Putra Gresik. (Foto: Bola.com) Ikut Skuad Garuda Mengutip dari kanal Bola.com, Zulkarnain sempat dipanggil Timnas Indonesia untuk ajang Pra Piala Dunia 1986.Saat itu, skuad garuda berada di bawah asuhan Sinyo Aliandoe. Skuad Garuda bermain cukup gemilang hingga hampir lolos ke putaran final di Meksiko sebelum akhirnya kalah dari Korea Selatan di fase akhir Kualifikasi Zona Asia.Zulkarnain juga sempat membawa Timnas Indonesia melaju hingga ke semifinal Asian Games 1986. Selain Zulkarnain, ada pula beberapa pilar Timnas yang juga tak kalah hebatnya, seperti Ponirin Meka, Jaya Hartono, Robby Darwis, Herry Kiswanto, Marzuki Nyak Mad, Sutrisno, Budi Wahyono, Patar Tambunan, hingga Nasrul Koto. Dijuluki Maradona Gaya permainan Zulkarnain ketika berada di lapangan hijau sungguh ikonik. Bermain sebagai gelandang sentral dan juga gelandang serang, ia kerap menunjukkan hiburan seperti gocekan-gocekan untuk mengelabuhi lawannya.Ia juga sering memberikan umpan-umpan ciamik dan terukur ke lini depan. Visi permainannya juga di atas rata-rata sehingga mampu membaca pergerakan kawan maupun lawan. Berangkat dari situlah, Zulkarnain dikenal sebagai 'Maradona Indonesia' sejak berada di klub Krama Yudha Tiga Berlian Palembang.Saat itu ia sukses membawa timnyameraih peringkat ketiga Asian Club Championship 1985-1986.
Wakil Ketua umum Demokrat Syarief Hasan menilai, elektabilitas TGB masih jauh di bawah putra mahkota Demokrat, AHY. Memang dari hasil survei sejumlah lembaga, nama AHY moncer sebagai cawapres paling potensial mendampingi Joko Widodo maupun Prabowo Subianto.
"Sangat jauh (di bawah AHY). Sangat jauh," ujarnya kepada merdeka.com ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/3).
Syarif menilai, sosok TGB biasa saja dan tak ada sesuatu yang spesial. Namun DPP mempersilakan Gubernur NTB dua periode itu melakukan sosialisasi. Keputusan siapa nantinya calon yang akan diusung Demokrat ialah sosok yang elektabilitasnya tinggi.
Syarief juga tak mempersoalkan jika DPD Demokrat NTB mengusulkan TGB sebagai capres atau cawapres. Keputusan partai tetap mengacu pada mekanisme yang ada.
"Mekanismenya kan ada. Mekanismenya iu adalah bagaimana elektabilitasnya. Nah setahu saya elektabilitas TGB itu masih nol koma. Nah kalau masih nol koma kita tentunya tidak menjadi reference," jelasnya.
jokowi buka rapimnas partai demokrat ©2018 Liputan6.com/Angga Yuniar
Bagaimana peluang TGB melawan putra mahkota Demokrat?
Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun menilai, sangat sulit peluang TGB untuk diusung Partai Demokrat. Terlebih, Demokrat saat ini sudah memiliki putra sulung Ketum Demokrat SBY untuk 'dijual' ke Jokowi atau Prabowo.
Rico mengatakan, hampir semua momen penting dan resources Demokrat diserahkan sepenuhnya untuk AHY. Salah satunya yakni Rakernas Partai Demokrat yang digelar awal bulan lalu. AHY mendapatkan tempat paling megah di panggung.
"Menurut saya agak sulit membayangkan Demokrat akan memberikan tiket kepada TGB," kata Rico saat dihubungi merdeka.com, Selasa (20/3).
Tak cuma di Rapimnas, kata Rico, Demokrat juga memberikan ruang spesial bagi AHY di publik saat menemui Presiden Joko Widodo di Istana beberapa waktu lalu untuk memberikan undangan Rapimnas Demokrat. Saat ini, AHY juga didaulat sebagai 'panglima perang' Demokrat di Pilkada serentak 2018.
Sebaliknya, justru Demokrat tak memberikan panggung nasional kepada Tuan Guru Bajang. Dari sini, Rico meyakini, akan sulit Demokrat memberikan kesempatan TGB maju di Pilpres 2019.
"Satu satunya yang diberikan kepada TGB hanyalah 'statement' terbuka. Sementara belum ada keseriusan yang jelas lebih dari kata-kata untuk TGB," terang Rico lagi.
Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Zainul Majdi ©2018 Merdeka.com/Aksara Bebey
Di sisi lain, Rico menganalisa, Demokrat mengambil keuntungan dengan memberikan ruang sedikit TGB untuk maju di Pilpres tahun depan. Salah satunya, mendapatkan simpati dari pemilih muslim.
"Keuntungan pertama dengan seolah-olah ada calon selain AHY. Tentu akan mengurangi sasaran tembak lawan politik ke AHY. Jadi TGB akan berbagi risiko dengan AHY. Keuntungan kedua, basis pemilih Islam yang nanti bisa ditransfer ke Demokrat dan AHY walaupun TGB tidak jadi mendapat tiket," kata dia.
Rico juga membeberkan alasan Demokrat tak serius dengan wacana memajukan TGB kandidat cawapres seperti AHY. Dia menantang, jika ada keseriusan maka harusnya sejak dini Demokrat membuka ruang lebar untuk kader lainnya maju. Salah satu caranya mengadakan konvensi seperti yang dilakukan pada Pilpres 2014 lalu.
"Tapi sampai saat ini kan kita tidak mendengar adanya peluang konvensi terbentuk," katanya.
Dihubungi terpisah,Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Djayadi Hanan menilai kemunculan nama Tuan Guru Bajang Zainul Majdi seolah ingin menunjukkan bahwa Demokrat tidak miskin kader untuk maju di ajang pertarungan politik nasional sekelas Pilpres. Dengan demikian, Demokrat tidak hanya bergantung kepada Agus Harimurti Yudhoyono.
"Partai Demokrat harus menunjukkan bahwa mereka punya sejumlah kader untuk bisa dimajukan, tidak hanya bergantung satu nama pada AHY," ujar Djayadi kepada merdeka.com, Selasa (20/3).
Selama ini Partai Demokrat tengah memoles nama Agus Harimurti Yudhoyono yang disebut-sebut bakal bertarung di Pilpres 2019. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono ini mulai diberi tanggung jawab besar untuk menampakkan kekuatan wajah Demokrat di Pilkada 2018. Dia diberi jabatan Kepala Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma). Namun, belakangan, TGB muncul di tengah-tengah ramainya AHY diperbincangkan. Meski, nama dia di beberapa survei sebelumnya dijagokan sebagai calon dari kalangan Islam.
Djayadi melihat AHY dan TGB memiliki kans yang sama besar. Sebab secara elektabilitas, keduanya masih sangat rendah. Dua nama itu tidak bisa disandingkan dengan elektabilitas Jokowi dan Prabowo yang kian ketat di beberapa survei.
Dia menduga internal Partai Demokrat bakal menyusun strategi untuk mengelola dua nama ini. Saat ini AHY dan TGB dimunculkan untuk melihat seberapa besar respons publik pada mereka.
"Nanti akan bisa dilihat kalau nama TGB jauh melampaui AHY saya kira patut untuk diperhitungkan," kata Djayadi.
Menurutnya, TGB punya modal cukup baik untuk maju di kontestasi pilpres. Dia merupakan tokoh Islam yang cukup terpandang. Sebagai Gubernur NTB, dia juga punya pendukung cukup besar. Ini jadi modal untuk menyaingi popularitas AHY yang melonjak sejak maju di pertarungan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta tahun lalu.
"TGB tokoh yang dihormati di kalangan Islam mungkin dia punya basis gitu basisnya minimalnya di NTB sebagai Gubernur salah satu pejabat partai Demokrat," kata dia.
Baca juga:
Waketum Demokrat tegaskan Jokowi wajib cuti saat kampanye Pilpres
JK sebut pendamping Jokowi harus punya kemampuan seperti presiden
Jagokan AHY, elite Demokrat pandang sinis wacana TGB maju Pilpres 2019
Belajar dari pahitnya 2014, Prabowo lebih siap hadapi Pilpres 2019
Fadli Zon janji kalau Prabowo presiden tak akan jadi raja utang
Fadli Zon setuju dana kampanye dibatasi asal biaya saksi TPS ditanggung pemerintah
Cak Imin merasa makin percaya diri maju Pilpres 2019