Membaca isyarat Megawati blusukan di taman Surabaya bersama Risma dan Anas
Membaca isyarat Megawati blusukan di taman Surabaya bersama Risma dan Anas. Dukungan Megawati soal kepala daerah yang mencintai lingkungan, dan ucapan Hasto itupun memunculkan spekulasi bahwa, partai Kepala Banteng Moncong Putih ini akan mengusung Risma-Anas, atau sebaliknya: Anas-Risma di Pilgub Jawa Timur.
Sejak kedatangan Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri di Jawa Timur pada Minggu dan Senin (11/9) lalu, nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas makin santer disebut-sebut bakal mendapat rekomendasi maju di Pilgub Jawa Timur 2018.
Apalagi, saat berada di Surabaya pada hari Senin, Megawati banyak bercerita soal taman di hadapan kadernya. Itupun ditegaskan kembali oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, bahwa rekomendasi partainya akan jatuh ke tangan mereka yang mencintai lingkungan.
"Kita dengan negara yang begitu kaya keanekaragaman flora dan fauna, itu sangat luar bisa. Mari mencintai kehidupan. Dengan mencintai kehidupan pada saat yang tepat, teman-teman (wartawan) akan tahu siapa calon gubernur dan calon wakil gubernur dari Jawa Timur," tegas Hasto waktu itu.
Dukungan Megawati soal kepala daerah yang mencintai lingkungan, dan ucapan Hasto itupun memunculkan spekulasi bahwa, partai Kepala Banteng Moncong Putih ini akan mengusung Risma-Anas, atau sebaliknya: Anas-Risma di Pilgub Jawa Timur.
Lantas bagaimana dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang berharap mendapat rekom dengan mengikuti penjaringan calon gubernur via PDIP bulan Juni lalu?
Menurut peneliti Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, gelagat politik pasca-kedatangan Megawati jelang Pilgub Jawa Timur ini masih samar. Peluang Gus Ipul untuk mengawinkan rekom PKB dengan PDIP, masih terbuka.
"Menurut saya masih serpihan-serpihan, dan masih samar, serta terbuka kemungkinan semua pihak bisa dapat rekom," kata Surokim kepada merdeka.com.
Terlebih, menurut Surokim, sangat sulit menebak keputusan politik dari Megawati. "Politik Bu Megawati itu high contact. Jadi tidak mudah dibaca hanya dalam satu case, sebagaimana pada saat Pilkada DKI lalu. Bagaimana Ahok yang waktu maju independen dimarahi beliau, tetapi akhirnya PDIP mendukung," katanya.
"Menurut saya masih sulit dan samar membaca kehendak DPP dan Megawati. Kita butuh sabar lagi menunggu rekom itu turun. Namun, yang penting dicatat, PDIP akan all-out memenangkan Pilkada Jatim ini demi menjaga kehormatan partainya," tandasnya.