Menang di 6 Pilgub, Maruarar puji keputusan Megawati pilih calon pemimpin
"Partai politik yang berhasil adalah partai yang sukses memproses dan menciptakan para pemimpin bukan hanya membaca situasi, melihat figur yang berpeluang untuk kemudian didukung tanpa memperhatikan aspek ideologis, loyalitas dan pendidikan politik di partai," kata Ara
Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengapresiasi perolehan partainya dalam Pilkada Serentak 2018. Menurutnya, kemenangan PDIP di sejumlah daerah adalah bentuk kecermatan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih calon pemimpin.
"Partai politik yang berhasil adalah partai yang sukses memproses dan menciptakan para pemimpin bukan hanya membaca situasi, melihat figur yang berpeluang untuk kemudian didukung tanpa memperhatikan aspek ideologis, loyalitas dan pendidikan politik di partai," kata Ara sapaan Maruarar melalui keterangan tertulis, Minggu (1/7).
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Anang Hermansyah tentang bergabungnya ia dengan PDIP? Mendapat pujian seperti itu, suami Ashanty tidak mempermasalahkan akan berjuang bersama Krisdayanti di masa yang akan datang. "Baiklah, nggak masalah," kata Anang Hermansyah di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, pada Minggu (10/9/2023).
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Kapan Cinta Mega dipecat dari PDIP? Sekretaris DPD PDIP Jakarta Gembong Warsono mengungkapkan, pemecatan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan DPP PDIP, Senin (14/8).
-
Apa yang dibahas dalam rapat pimpinan sementara DPRD Provinsi DKI Jakarta? "Pembahasan dan penetapan usulan nama Calon Penjabat Gubernur DKI Jakarta dari masing-masing Partai Politik DPRD Provinsi DKI Jakarta," demikian informasi tersebut.
"Saya sebagai kader partai bangga dengan keputusan Ibu Mega untuk mengusung kader bertarung di Pilkada 2018," sambungnya.
Selain itu, kata Ara, kemenangan PDIP di beberapa daerah juga menjadi kemenangan rakyat. Hal ini juga menunjukkan kaderisasi di PDIP tidak berlangsung instan karena seseorang selalu melewati proses panjang sebelum dicalonkan menjadi kepala daerah.
"Keberanian PDIP mengusung kader di hampir semua wilayah menunjukkan bahwa PDIP telah menjalankan fungsi kepartaian dengan baik," ujarnya.
Dia mencontohkan bagaimana PDIP sebelum mengusung Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng, lebih dulu menjadi anggota DPR 2 periode. Djarot Saiful Hidayat yang diusung jadi cagub Sumut sebelumnya adalah Wali Kota Blitar, anggota DPR, Wakil Gubernur DKI. Bahkan Presiden Joko Widodo sebelumnya juga berproses dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI dan kemudian menjadi Presiden.
Kemudian, klaim sejumlah partai di sejumlah pilkada jika dilihat dari pragmatisme politik sah-sah saja, tapi jika dilihat dari aspek kualitas klaim itu menjadi tidak tepat.
"Sebab kemenangan mereka bukan kemenangan yang mendatangkan nilai lebih bagi partai yang seharusnya berfungsi sebagai tempat artikulasi kepentingan rakyat, tempat pendidikan politik dan kaderisasi," ungkap Ara.
"Pasangan Djarot-Sihar di Pilkada Sumut dilihat dari quick count memang kalah, tapi coba kita objektif melihatnya. Suara PDIP dan PPP di Sumut tak lebih dari 21 persen, tapi lihat perolehan suara Djoss lebih dari 40 persen. Artinya mesin partai berjalan, figur yang diusung juga diterima public," tandasnya.
Dihubungi terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menyampaikan, kaderisasi yang dilakukan PDIP sangat baik. Menurut dia, kaderisasi itu yang diharapkan berjalan di semua partai politik.
"Kaderisasi baik, berjenjang. PDIP mengusung kadernya di banyak daerah, itu penting," ungkap Ujang.
"Karena banyak parpol di Indonesia pragmatismenya tinggi. Lebih memilih mengusung non kader atau figur yang punya kekuatan finansial yang besar," tambah dia.
Baca juga:
Pilgub Sulsel, ratusan warga di Gowa ikuti pencoblosan ulang
Soal kontroversi format C1 di Sulsel, ini penjelasan KPU
Seskab minta rakyat yang tak puas atas hasil Pilkada 2018 bisa gugat via MK
Anggota Bawaslu Papua nilai sistem noken perlu dievaluasi
LSI Denny JA umumkan hasil hitung cepat Pilkada Serentak 10 provinsi