Mencari sosok yang paling pas untuk Jokowi
Nama-nama yang beredar di antaranya, Mahfud MD, Sri Mulyani, Moeldoko, TGB Zainul Majdi dan Muhaimin Iskandar. Namun belum ada kepastian, kapan Jokowi mengumumkan cawapresnya.
Joko Widodo telah mengantongi lima nama bakal cawapres untuk bertarung di Pilpres 2019. Lima nama itu kini tengah digodok dan dibicarakan bersama para pimpinan partai koalisi pemerintah.
Nama-nama yang beredar di antaranya, Mahfud MD, Sri Mulyani, Moeldoko, TGB Zainul Majdi dan Muhaimin Iskandar. Namun belum ada kepastian, kapan Jokowi mengumumkan cawapresnya.
-
Apa yang Mahfud MD soroti dalam debat cawapres? Dalam kesempatan Debat Capres dan Cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/01/2024) lalu, cawapres nomor urut 03 yaitu Mahfud MD soroti deforestasi hutan di Indonesia yang mencapai 12,5 juta hektare.
-
Apa pesan Mahfud MD kepada Pangdam, Bupati, dan Wali Kota? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Mengapa Prabowo menanggapi singkat keputusan Mahfud Md? "Itu hak politik," kata Prabowo usai menghadiri acara bertajuk 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
-
Siapa yang menanyakan kepada Mahfud MD tentang sikapnya? Hal itu disampaikan Mahfud saat menjawab pertanyaan dari Maria Simbolon.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
Pertanyaanya, apakah Jokowi akan mengandeng Cawapres seperti nama-nama yang sudah diumumkan di atas? Atau akan ada daya kejut dari Jokowi di luar nama-nama yang sudah prediksi.
Pengamat Politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai, kans Mahfud MD tidak bisa dianggap sebelah mata. Menurut dia, mantan Ketua MK itu memiliki figur yang menarik.
"Pertama Mahfud MD punya jam terbang yang tinggi di pemerintahan, track record bagus, sukses story-nya jelas baik di level eksekutif, legislatif dan yudikatif," kata Pangi dalam pesan singkat, Sabtu (14/7).
Dia menjelaskan, Mahfud pernah jadi Menteri Pertahanan di era Presiden Gus Dur, di legislatif pernah menjabat anggota DPR dan di institusi yudikatif pernah menjadi ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Di samping itu, Mahfud juga punya modal suara akar rumput, representasi santri dan NU.
halalbihalal mahfud MD dengan KPK ©2018 Merdeka.com/Dwi Narwoko
Track record Mahfud yang panjang itu diharapkan mampu menutupi kelemahan Jokowi soal pengelolaan isu-isu Umat dan kebangsaan. Namun ada persoalan dan kelemahan, karena Mahfud bukan dari Parpol.
"Apakah Mahfud bisa diterima di tataran level elite partai koalisi pendukung Jokowi, akankah mendapat restu dari Megawati?" kata Pangi.
Sementara kans mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Moeldoko, kata Pangi, belakangan mulai diperhitungkan menjadi cawapres Jokowi. Moeldoko pernah menjadi panglima TNI, chemestry mungkin sudah terbaca oleh Jokowi sejak Moeldoko diangkat menjadi Kepala Staf Kepresidenan.
Moeldoko ©2018 ksp.go.id
Figur yang tegas, loyal, efektif dan efisien, jejaringnya di dunia militer sangat dibutuhkan Jokowi. Walaupun Moeldoko sudah pensiun, namun kekuatan infrastruktur dan suprastrukturnya di militer tentu masih ada.
"Terutama mengamankan dan menarik faksi atau gerbong jenderal yang kontra atau berseberangan terhadap Jokowi," jelas dia lagi.
Berikutnya, Muhammad Zainul Majdi (TGB) termasuk yang dianggap menarik untuk dicermati. Politikus Demokrat itu figur yang dinilainya cukup sempurna. Ulama sekaligus sukses story Gubernur NTB dua periode. Selama ini TGB terafiliasi ke kelompok kanan, termasuk alumni 212 yang mendapat empati dari kelompok umat Islam.
Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Zainul Majdi ©2018 Merdeka.com/Aksara Bebey
"Ceruk segmen TGB berbeda dengan Jokowi, ini jelas menguntungkan Jokowi, selain merepresentasikan suara Indonesia Timur," tutur dia.
Satu lagi yang menurut dia berpeluang mendampingi Jokowi yakni Ketua MUI KH Ma'ruf Amin. Menurut dia, Ma'ruf punya peluang besar dibanding yang lainnya. Ma'ruf Amin dianggap lebih mudah mendapatkan restu dari parpol koalisi pendukung utama dalam hal ini Megawati dan PDIP, restu Megawati determinan menentukan siapa cawapres Jokowi.
"Seandainya Jokowi memainkan strategi politik bumi hangus, maka ada potensi Jokowi mengandeng Mahfud MD dan Ma'ruf Amin, tidak satu pun mengambil cawapres dari tokoh parpol/ketua umum," kata dia.
Rais Aam PBNU Kh Maruf Amin dan bupati purwakarta ©2017 Merdeka.com
Pangi menyarankan, Jokowi tak mengambil cawapres dari tokoh partai politik. Sebab, hal itu akan sangat berpengaruh terhadap akseptabilitas dari masyarakat. Selain itu, tidak membuat gaduh internal koalisi.
"Sebab tidak satu pun kader atau ketua umum parpol menjadi cawapres Jokowi, sehingga adil bagi semua parpol pengusung. Jokowi tidak perlu perang urat saraf dengan ketua umum parpol pengusung yang terkesan memaksakan kadernya menjadi cawapres pendamping Jokowi," tutup Pangi.
Baca juga:
Bantah Gerindra, PKS tegaskan belum ada kesepakatan Prabowo jadi capres
Presiden PKS nilai Anies Baswedan pantas nyapres, tapi urus DKI dulu
Bertemu di Kertanegara, PKS-Gerindra-PAN siapkan jatah menteri untuk Demokrat
Sohibul Iman: Anies Baswedan serahkan soal capres ke PKS dan Gerindra
Tak bahas Pilpres 2019, Anies Baswedan cerita tentang Jakarta di DPP PKS
Gerindra klaim koalisi deal usung Prabowo, PAN bilang masih perlu pembicaraan
Gerindra-PKS-PAN sepakat usung Prabowo, soal Cawapres dibahas menyusul