Meski tertinggal dari Ganjar, timses syukuri pergerakan elektabilitas Sudirman Said
Timses percaya diri elektabilitas dan popularitas Sudirman Said-Ida Fauziyah akan meningkat. Sebab, selama ini sejumlah tokoh nasional seperti Prabowo Subianto, Muhaimin Iskandar, Sohibul Iman, Zulkifli Hasan belum berkampanye di Jawa Tengah.
Koalisi pengusung Sudirman Said-Ida Fauziyah menanggapi santai hasil survei yang dirilis DPD PDIP Jawa Tengah. Meski pasangan nomor urut dua tersebut masih di bawah Ganjar Pranowo-Taj Yasin, tapi ada kenaikan yang signifikan. Bahkan mencapai 100 persen.
Sekretaris DPD Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro mengatakan berdasar survei PDIP, Sudirman-Ida mendapat 22 persen. Padahal sebulan lalu di survei yang dilansir Kompas hanya 11 persen.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Siapa yang menepis isu Cak Imin maju di Pilkada Jatim? Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid menepis isu calon wakil presiden nomor urut 1 yang juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar akan maju pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2024. "Gus Muhaimin tidak mungkin, ngapain (maju Pilkada Jatim)," ujar Jazilul di Jakarta, Sabtu (6/4). Ia menegaskan sampai saat ini tidak ada pembahasan mengenai Cak Imin (sapaan akrab Muhaimin Iskandar) akan maju pada Pilkada Jatim.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
-
Apa yang diraih pasangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? Prabowo-Gibran meraih 53,07 persen suara di Jawa Tengah, adapun Ganjar-Mahfud 34,34 persen.
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
"Ini kan kenaikan yang luar biasa, menunjukkan seluruh potensi Sudirman-Ida sudah bergerak melakukan sosialisasi dan Janji Kerja yang ditawarkan diapresiasi rakyat," jelasnya saat dihubungi, Senin (26/3).
Sriyanto yakin sisa waktu yang ada sebelum pencoblosan 27 Juni 2018 akan mampu dimanfaatkan untuk semakin melambungkan Sudirman-Ida.
"Kita terus kerja, terus turun ke masyarakat, terus mengenalkan Sudirman-Ida. Relasi relawan dan partai koalisi juga semakin baik," tegasnya.
Dia percaya diri elektabilitas dan popularitas jagoannya akan meningkat. Sebab, selama ini sejumlah tokoh nasional seperti Prabowo Subianto, Muhaimin Iskandar, Sohibul Iman, Zulkifli Hasan belum berkampanye di Jawa Tengah. Kedatangan ketua umum partai, diyakini Sriyanto akan mendongkrak suara Sudirman-Ida.
Menurutnya, tim Sudirman-Ida juga memiliki survei sendiri meski tidak diumumkan kepada publik. Karena yang terpenting saat ini adalah bekerja mendekatkan pasangan tersebut kepada masyarakat Jawa Tengah. Sriyanto yakin, dalam waktu dua bulan angka-angka dalam survei akan berubah lagi, namun dengan keunggulan Sudirman-Ida.
Terpisah, Ketua Tim Relawan Perjuangan Merah Putih, Ali Khamdi mengungkapkan pergerakan relawan pendukung Sudirman-Ida sudah sampai tingkat dusun.
"Di 35 kabupaten kota sudah ada relawan. Di semua kecamatan di Jawa Tengah, sudah ada. Termasuk juga pembentukan Majelis Desa, yang saat ini sudah masuk ke tingkat dusun," paparnya.
Dia juga menyatakan tidak memersalahkan hasil survei yang dikeluarkan PDIP. "Survei kan yang buat dari kubu PDIP, jadi terserah mau dibuat bagaimana. Yang pasti pembuktian pada saat pencoblosan nanti," kata Ali Khamdi.
Seperti diketahui, dalam rilis DPD PDIP Jawa Tengah pasangan Ganjar Pranowo-Taj Tasin unggul dari Sudirman Said-Ida Fauziyah. Keunggulan tersebut diraih Ganjar-Yasin dalam survei yang digelar 12-15 Maret 2018.
(mdk/noe)