Mulai diserang karena naikkan BBM, ini pembelaan Jokowi
Keputusan non-populis Jokowi tersebut langsung menuai reaksi dari berbagai kalangan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM di Istana Negara, Senin (17/11). Harga premium yang tadinya Rp 6.500, naik Rp 2.000 menjadi Rp 8.500.
Sementara harga solar yang tadinya Rp 5.500, naik Rp 2.000 menjadi Rp 7.500. Keputusan Jokowi tersebut langsung menuai reaksi dari berbagai kalangan.
Ada pihak yang pro atas kenaikan BBM, tapi banyak pula yang kontra. Mereka yang tak sepakat atas kenaikan BBM umumnya mengecam kebijakan Jokowi tersebut.
Jokowi dinilai tidak peka karena menaikkan harga BBM yang pastinya akan menimbulkan efek ganda pada masyarakat yakni dengan ikut naiknya barang kebutuhan dan jasa. Tak cuma itu, sejumlah fraksi di DPR bahkan berencana mengajukan interpelasi atas kebijakan nonpopulis Jokowi itu.
Sadar dirinya mulai 'diserang' atas kenaikan BBM, Jokowi pun tak mau tinggal diam. Berikut pembelaan Jokowi menaikkan harga BBM seperti dirangkum merdeka.com:
-
Siapa saja yang dianugerahi Bintang Bhayangkara Nararya oleh Presiden Jokowi? Presiden Joko Widodo hadir dalam Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 Tahun 2024 di Pelataran Merdeka Monumen Nasional Jakarta, Senin (01/07).Di kesempatan yang sama, Jokowi juga memberikan atau menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya. Penghargaan tersebut diberikan kepada tiga personel Polri.
-
Kapan Presiden Jokowi menganugerahkan Bintang Bhayangkara Nararya kepada ketiga anggota Polri? Presiden Joko Widodo hadir dalam Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 Tahun 2024 di Pelataran Merdeka Monumen Nasional Jakarta, Senin (01/07).Di kesempatan yang sama, Jokowi juga memberikan atau menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya.
-
Apa yang diresmikan Jokowi di BEI? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Jokowi: Naikkan harga BBM diambil lewat perenungan panjang
Presiden Joko Widodo mengaku memahami keluh kesah dan kegelisahan masyarakat atas kenaikan harga BBM. Namun, pilihan sulit ini terpaksa diambil setelah menjalani perenungan yang panjang.
"Saya paham atas keluh kesah masyarakat, kegelisahan masyarakat atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), namun langkah ini harus saya ambil, setelah lewat perenungan yang panjang," tulis Jokowi melalui akun Facebook pribadinya Selasa (18/11) malam.
Mantan Wali Kota Solo itu menambahkan, kenaikan harga BBM untuk mengatalisator percepatan pembangunan infrastruktur dan juga memperluas distribusi kekayaan negara untuk kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan keluarga.
Dia juga memerintahkan agar pengalihan dana subsidi dari BBM ke Infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan keluarga diadakan secara transparan.
"Setiap orang bisa melihat pengalihan itu agar tidak terjadi penyimpangan dan dapat dipertanggungjawabkan."
Jokowi: Jangan utak-atik politik terus, habis energi kita
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap kisruh politik di Indonesia tidak terus terjadi. Ada banyak persoalan di negara ini yang membutuhkan penyelesaian dengan cepat.
"Ini yang harus dikerjakan, jangan utak-atik urusan politik terus, habis energi kita," ujar Jokowi dalam pidatonya di hadapan peserta PPRA Lemhanas di Istana Negara Jakarta, Selasa (18/11).
Seperti diketahui, dalam beberapa bulan ini kondisi politik di Indonesia memanas. Bahkan kekisruhan politik sempat terjadi di DPR. Puncaknya adalah sempat muncul DPR tandingan.
Tak hanya itu, kebijakan kenaikan harga BBM yang diambil Jokowi juga membuat para politikus di Senayan bereaksi. Mereka berencana menggalang hak interpelasi atas kebijakan Jokowi itu.
"Ada yang mengejek, kita diserang, ada yang hujat, saling menjelekkan saling yang lain, ini habiskan energi. Kita harus fokus arahkan mau ke mana," katanya.
Jokowi: Tak mungkin kita terus-terusan bakar Rp 714 triliun
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan alasan dirinya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Jokowi mengatakan anggaran negara untuk subsidi BBM tiap tahun membengkak.
Hal itu sangat memboroskan keuangan negara yang seharusnya uang dapat diwujudkan ke hal produktif bukan konsumtif.
"Karena tadi malam BBM naik, saya mau cerita. APBN kita tahun 2015 Rp 2.039 triliun. Di dalam APBN itu, subsidi Rp 443 triliun, subsidi BBM Rp 303 triliun. Saya ingin berikan bayangan, dalam 5 tahun untuk subsidi BBM, Rp 714 triliun. Untuk bangun infrastruktur hanya Rp 507 triliun, kesehatan Rp 202 triliun. Bener enggak? Tiap hari kita bakar Rp 714 triliun," ujar Jokowi saat memberikan sambutan kepada peserta program pendidikan reguler Lemhanas di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11).
Dengan angka subsidi itu, menurut Jokowi, seharusnya dapat dibuatkan waduk untuk memajukan perekonomian di sektor pertanian. Angka itu, lanjut Jokowi, juga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan kereta api dan pelabuhan.
"Kalau dibuat waduk harganya Rp 400-500 miliar, bisa jadi berapa waduk, 1.400 waduk. Kalau dibuat jalan, kereta api misalnya di Sumut naiknya Rp 360 triliun," ujarnya.
"Jadi kalau saya melihat postur begitu, harus kami ubah. Dari yang boros harus ke produktif, konsumtif ke produktif. Enggak ada yang lain. Enggak mungkin kami terus-terusan Rp 714 triliun dalam lima tahun," ujarnya lagi.
Jokowi: Jika tak dihentikan, subsidi BBM di masa depan membengkak
Presiden Jokowi mengatakan, jika tidak segera dihentikan besarnya subsidi BBM, maka di masa depan akan terus membengkak.
"Tahun depan gede lagi, kalau enggak kami hentikan. Dan ini tidak pernah kita sadari karena ga pernah (harga BBM) kita naikkan Rp 714 triliun kalau itu politik anggaran harusnya angka-angka itu bisa digunakan, untuk bangun puskesmas bangun sekolah," ujar Jokowi saat memberikan sambutan kepada peserta program pendidikan reguler Lemhanas di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11).
Jokowi kemudian menjelaskan sejumlah pengalihan dari subsidi BBM dari yang konsumtif ke produktif seperti di sektor pertanian pupuk, benih, irigasi.
"Irigasi yang benar yah seperti ini, tapi yang di lapangan ga ada. Waduk ga pernah dibangun karena waduk Rp 400-500 miliar. Tapi itu produktif untuk hasilkan sesuatu bagi suatu negara," ujarnya.
Untuk nelayan, pengalihan subsidi BBM diwujudkan ke dalam pemberian mesin pendingin untuk nelayan. "Sehingga semua saat berangkat ke laut ikannya bisa dimasukkan," ujarnya.
Pengalihan subsidi BBM juga akan diwujudkan ke dalam pemberian modal usaha mikro di desa-desa. "Usaha mikro di desa perlu modal kerja. APBN kita memang harus di arahkan ke sana, gini ratio kita merah, GAP sudah 0,413 itu tahun 2013. Itu bahaya sudah. Jadi tugas kita, sehingga kenapa subsidi itu dialihkan ke sini, sehingga mempersempit gini ratio," jelasnya.
Kemudian, Jokowi juga akan mengalihkan subsidi BBM ke sektor kesehatan. Dalam sektor ini, Jokowi akan bangun sistem banking dalam menerapkan Kartu Indonesia Sehat.
"Kita pakai banking system. Yang dulu-dulu, Subsidi lewat provinsi kabupaten, setelah camat terus lurah, RT/RW sudah kelamaan. Jadi bank aja punya system, cash transfer, bisa utuh, manajemen control mudah. Sistem itu yang ingin kita bangun," ujarnya.