NasDem Berencana Duetkan Ahmad Sahroni-Airin untuk Pilgub DKI 2024
Effendy menilai pasangan Sahroni-Airin kompetitif menghadapi tokoh-tokoh lain seperti Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dan Ahmed Zaki Iskandar dari partai Golkar.
Partai NasDem tertarik memasangkan kadernya Ahmad Sahroni dengan mantan Wali Kota Tangerang Selatan dua periode Airin Rachmi Diany untuk Pilkada DKI Jakarta.
Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Partai NasDem Wilayah Jawa 1 Effendy Choirie menuturkan, NasDem mempertimbangkan Sahroni sebagai calon gubernur DKI Jakarta di Pilkada serentak 2024. Untuk mengusung Sahroni, NasDem yang memiliki 7 kursi DPRD DKI Jakarta, membutuhkan koalisi. Figur yang dilirik adalah Airin dari Partai Golkar.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Siapa yang menunjuk Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus baru saja memutuskan menunjuk Bendahara Umum (Bendum) partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono. Arahan itu datang langsung dari ketua harian Partai Gerindra, Ahmad Sufmi Dasco yang menelpon Sahroni pada tengah malam.
-
Kapan Ahmad Sahroni menyampaikan pesan ini? Hal itu disampaikan menyusul adanya informasi dugaan intimidasi oleh oknum polisi terhadap sejumlah civitas akademika.
-
Mengapa Ahmad Sahroni meminta Polri untuk bekerja sama dengan Dukcapil Kemendagri? Lebih lanjut, Sahroni pun turut meminta pihak Polri bekerja sama dengan Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memperketat keamanan dan akses penggunaan data tersebut. Dirinya khawatir, di era digital seperti ini, sistem single data justru bisa dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk kejahatan.
-
Bagaimana Ahmad Sahroni ingin kasus ini ditangani? Lebih lanjut, Sahroni ingin kasus ini segera diselesaikan secara objektif dan profesional. Legislator DKI Jakarta ini tidak ingin adanya upaya-upaya intervensi yang dilakukan oleh pihak tertentu ke dalam kasus ini. “Dan saya minta kasus ini diselesaikan secara tegas, objektif, dan profesional. Hukum kita tidak boleh tebang pilih. Anak siapapun tidak boleh kebal hukum karena kita adalah negara hukum. Semuanya tanpa terkecuali harus tunduk kepada hukum,” tambahnya.
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
"Salah satu yang menarik, pasangan untuk kakak Sahroni adalah Mbak Airin. Saya kira apabila itu terjadi maka akan menjadi pasangan yang keren dan seksi," ujar Effendy saat dihubungi merdeka.com, Rabu (5/1).
Effendy menilai pasangan Sahroni-Airin kompetitif menghadapi tokoh-tokoh lain seperti Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dan Ahmed Zaki Iskandar dari partai Golkar.
Untuk mengusung pasangan Sahroni-Airin ini, NasDem membuka koalisi dengan partai Golkar. Serta partai-partai seperti PKS, PKB, PPP untuk membentuk koalisi.
"Kita bisa terbuka dengan Golkar, dengan PKS, PKB, PPP. Kita terbuka," ujarnya.
Bukan Anies-Sahroni
Sementara itu, NasDem tidak mempertimbangkan Anies untuk diusung di Pilkada DKI maupun dipasangkan dengan Sahroni karena asumsi akan maju di Pilpres 2024. Kecuali Anies tidak nyapres, maka perhitungannya akan berbeda.
"Pak Anies kan capres. Iya. Pak Anies capres. Kecuali nanti tidak capres ya kita lihat lagi. Berfikir ini untuk mengajukan kakak Sahroni menjadi gubernur itu dengan asumsi Pak Anies capres," ujarnya.
Bahkan, menurut Effendy, Anies bukan lagi kapasitasnya hanya menjadi gubernur DKI Jakarta. Tetapi sudah harus melangkah ke kancah nasional sebagai calon presiden 2024.
"Menurut saya Pak Anies itu sudah konsentrasi untuk capres, dapat partai sehingga dia perlu meyakinkan rakyat-rakyat di seluruh Indonesia untuk memberikan dukungan," ujarnya.
(mdk/ray)