NasDem ke PDIP: Jangan-Jangan Anies yang Bawa Pikiran Bung Karno jadi Lebih Realistis
Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya meminta agar kebencian seseorang tidak mendarah daging.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkap, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri keinginannya agar calon presiden yang diusung partainya dapat melanjutkan kepemimpinannya.
Hal itu dibahas oleh Jokowi dan Megawati ketika bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (18/3). Jokowi menitikberatkan calon presiden (capres) yang diusung bisa melanjutkan kepemimpinannya. Tidak seperti yang terjadi ketika Jakarta dipimpin oleh Anies Baswedan.
-
Apa pandangan Partai NasDem tentang Anies Baswedan terkait Pilkada? “Pak Anies itu ibarat orang main kartu ya kartunya enggak pernah mati,” kata Sekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim kepada wartawan di DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Siapa yang diajak Anies Baswedan untuk mendirikan partai politik? Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Kenapa Anies Baswedan ingin mendirikan partai politik? Mungkin pemikiran beliau dan harus kita hargai karena beliau ingin terus berkontribusi, menggunakan bahwa beliau memiliki banyak pemikiran yang bisa diintegrasikan disatukan perjuangan wadah gerakan,
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Mengapa PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta? Meski pernah menjadi kompetitor di Pilpres, PDIP belakang mulai rajin memuji Anies sebagai sosok yang layak diusung sebagai Cagub Jakarta. Bahkan, PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta. "Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya," Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan. Menurut Utut, sosok Anies memiliki modal yakni popularitas dan elektabilitas untuk bisa memenangi perebutan kursi Gubernur.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya meminta agar kebencian seseorang tidak mendarah daging. Sebab, dia menilai bisa saja Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan yang mampu merealisasikan pikiran Presiden RI-1 Soekarno di masa yang akan datang.
"Pendapat Hasto tetap kita hormati. Bagaimanapun kalau benci tetap benci. Pesan saya ke Hasto kalau benci ke orang tidak boleh mendarah daging, jangan-jangan Anies yang membawa pikiran Bung Karno menjadi lebih realistis," kata Willy, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/3).
Dia meminta agar pesta demokrasi berjalan riang gembira tanpa ada kebencian. Willy pun menyebut, bahwa perbedaan sosok yang diusung hal yang wajar, sehingga tak perlu menebar kebencian.
"Karena kita jalani politik dengan riang gembira. Dan jangan pernah pernah benci berlebihan. Karena memiliki calon adalah suatu hal yang dinamis. Dalam politik itu perbedaan adalah yang dinamis. Kenapa kita harus menebar politik kebencian. Siapa yang mengigit cabai, maka dia yang kepedasan," tegasnya.
Sebelumnya, Hasto Kristiyanto mengungkap, Presiden Jokowi menyampaikan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait keinginannya agar calon presiden yang diusung dapat melanjutkan kepemimpinannya.
Jokowi menitikberatkan calon presiden yang diusung bisa melanjutkan kepemimpinannya. Tidak seperti yang terjadi ketika Jakarta dipimpin oleh Anies Baswedan.
"Ya bapak presiden Jokowi kan sangat concern bagaimana kepemimpinan beliau selama dua periode itu berkelanjutan, jangan sampai seperti terjadi di Jakarta," ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Senin (20/3).