Nasib Heru korban 'cinta' sesaat Ahok
Nasib Heru korban 'cinta' sesaat Ahok. Heru dipilih Ahok sebagai cawagub karena saat itu, PDIP belum memberi sinyal akan mengusung dirinya kembali bersama Djarot. Kala itu, Ahok galau sampai memutuskan maju dari jalur independen dibantu relawan Teman Ahok.
Calon petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kini bisa tertawa lepas. Impiannya didukung PDIP di Pilgub DKI 2017 mendatang terkabul.
Dia makin semringah. Sebab keinginannya kembali dipasangkan dengan Djarot Saiful Hidayat juga direstui partai berlambang kepala banteng itu.
Pada Selasa malam kemarin, di kantor DPP, secara resmi PDIP mengumumkan mengusung pasangan Ahok, sapaan Basuki, dan Djarot untuk Pilgub DKI. Masuknya PDIP menambahkan kekuatan tiga partai yang terlebih dulu telah memberikan dukungan yakni NasDem, Hanura dan Golkar.
Pada Rabu kemarin, pasangan itu telah mendaftarkan diri ke KPU DKI. Sejumlah berkas diberikan meski da beberapa yang masih perlu dilengkapi.
Di tengah keceriaan Ahok, ada cerita batalnya mimpi Kepala BPKAD, Heru Budi Hartono, menduduki posisi cawagub. Heru dipilih Ahok sebagai cawagub karena saat itu, PDIP belum memberi sinyal akan mengusung dirinya kembali bersama Djarot.
Kala itu, Ahok galau sampai memutuskan maju dari jalur independen dibantu relawan Teman Ahok. Untuk posisi cawagub, saking bingungnya dia memilih Heru. Katanya, Heru dipilih sekaligus membuktikan masih banyak PNS yang bekerja benar.
"Kenapa Heru? Anak udah umur 23 tahun, udah kerja dan istri kerja. Enggak ada kasus dipanggil BPK. Beberapa kali yang terkait kasus UPS dipanggil, aku gak pernah dengar Heru terlibat. Semenjak jadi wali kota enggak pernah meras," kata Ahok kala itu.
"Saya cuma mau buktikan ada lho PNS jujur, namanya Heru Budi Hartono. Kalau dia bagus bisa ikut misalnya jadi terpilih berarti masih ada politisi baik. Kepercayaan lebih penting," tambah dia.
Heru menyambut baik tawaran Ahok maju di Pilgub DKI. Sebagai bawahan dia harus selalu siap diperintahkan apapun oleh atasannya. Apalagi untuk diajak bersama memimpin Jakarta.
"Senyum-senyum sambil ngelihatin bener enggak. Saya kan PNS enggak pernah masuk ke ranah itu," ucap Heru semringah kala itu.
Sebagai bentuk kesiapan, saat itu Heru juga telah bersiap diri jika harus mundur sebagai PNS DKI. Dia sampai sudah memikirkan hal terburuk jika akhirnya bersama Ahok kandas di Pilgub.
"Selama ketemu Pak Ahok ditanya siap enggak ninggalin PNS, saya bilang siap, semua ada risikonya. Istri bilang, ya sudah apa yang diberikan amanah gubernur dijalani. Jangan perlihatkan ambisius," tegas Heru.
Sayangnya, masa-masa penuh kegembiraan itu tak langsung lama. Pada bulan Maret dipilih Ahok, namun sekitar Juli, Heru sudah merasa akan ditinggalkan Ahok. Firasat itu bukan tanpa sebab, Ahok memang beberapa kali mengutarakan keinginannya kembali berpasangan dengan Djarot.
"Di mana-mana kalau suami istri rujukan itu ada peluang. Kan bukan talak tiga, ini bukan talak tiga kan?" terang Ahok sekitar akhir Juli lalu.
Bak gayung bersambut, Djarot juga menyatakan siap kembali mendampingi Ahok.
"Kemungkinan segala macem bisa. Masih bisa (balik). Banyak orang juga yang mengatakan yang terbaik itu Ahok-Djarot, kita juga harus dengar seperti itu. Dan dari hasil survei juga tingkat kepuasan masyarakat cukup baik," kata Djarot terpisah.
Melihat kemesraan keduanya, Heru hanya bisa pasrah. Saat itu, Heru menyerahkan sepenuhnya keputusan pada Ahok dan tidak terlalu berhasrat menjabat orang nomor dua di Ibu kota.
"Iya terserah, saya serahkan ke pak Gubernur (Ahok). Enggak mau komentar dulu ya. Diserahkan saja sama pak Ahok, saya kan cuma stafnya beliau," klaim Heru.
Rupanya kecurigaan Heru saat itu benar terbukti kini. Ahok memutuskan kembali menggandeng Djarot dan meninggalkan Heru.
Heru mengaku tak masalah. Dia berdalih melihat pasangan itu memang serasi.
"Pak Ahok dan Pak Djarot pasangan yang serasi, pasangan terbaik untuk Jakarta yang lebih baik," katanya saat dihubungi, Jakarta, Selasa (20/9).
Lagipula, kata Heru, bukan dirinya lah yang berhasrat ingin maju sebagai calon wakil gubernur. Melainkan karena dipilih Ahok.
"Gak, sama sekali gak. Kan awalnya mau maju independen, saya diajak ya ayo. Cuma kan dalam perkembangannya ke sini-sini akhirnya beliau memutuskan lewat parpol. Ya saya bisa mengerti. Kan saya bukan orang parpol."
"Saya akan tetap mendukung Pak Ahok apapun keputusannya," tegasnya.
Sementara Ahok coba meyakinkan hubungannya dengan mantan Wali Kota Jakarta Utara itu masih baik-baik saja meski batal berduet.. Bahkan katanya, Heru mendukung dirinya kembali dipasangkan dengan Djarot.
"Udah gak apa-apa. WA aja sama Pak Heru. Pak Heru dukung kok. Mau liat Wa nya? Temen dari dulu," tutupnya.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
Baca juga:
Legowo tak jadi maju Pilgub, Heru sebut Ahok-Djarot pasangan serasi
Meski batal berduet, Ahok klaim Heru dukung dirinya dengan Djarot
Dulu menyanjung, kini Ahok tak butuh Heru lagi buat cawagub
Spesial dari Megawati untuk Basuki
Ketika etika dan cara komunikasi Ahok jadi catatan PDIP