Nasib Partai Golkar Bisa Punah Seperti Dinosaurus Bila Salah Urus
Perpecahan di Partai Golkar merupakan dampak adanya tekanan politik dari pihak luar. Potensi itu kerap muncul setiap Munas digelar.
Politikus Senior Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa mengingatkan para kader tetap solid usai Musyawarah Nasional (Munas) nanti. Ada kekhawatiran hadirnya intervensi dari pemerintah bisa berdampak hadirnya faksi baru ke depan.
Selama ini, dirinya melihat munculnya perpecahan di Partai Golkar merupakan dampak adanya tekanan politik dari pihak luar. Potensi itu kerap muncul setiap Munas digelar.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Kenapa Airlangga menginstruksikan kader Golkar untuk turun ke masyarakat? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,” katanya.
Kondisi Partai Golkar, menurut Agun, sedang dalam tata kelola oligarki bahkan tidak ada sebuah keputusan diambil secara musyawarah, melainkan secara kedekatan. Sebagai anggota DPR sejak 1997, dirinya melihat keadaan itu ketika pengisian alat kelengkapan dewan (AKD) dan tiap komisi di DPR.
"Terjadi like and dislike dan pragmatisme. Itu fakta yang tidak bisa dibantah," kata Agun di Jakarta, Minggu (3/11).
Agun Gunandjar ©2019 Merdeka.com/Angga Yudha Pratomo
Dia menjelaskan, akibat dikelola sangat oligarki itu justru kader Golkar yang mendapat kesempatan justru banyak orang titipan. Mulai dari penempatan bahkan memilih para calon anggota legislatif. Cara itu dirasa salah dalam mengelola sebuah organisasi kepartaian.
Bila kondisi ini tetap dipertahankan, Agun merasa Partai Golkar di masa depan bakal punah. Dirinya menggambarkan partai berlambang pohon beringin itu bak Dinosaurus, artinya pernah ada dan menyeramkan lalu punah tertelan zaman.
"Maka pada 2024 Partai Golkar akan berpotensi jadi dinosaurus tinggal kenangan, ada tapi sebetulnya tidak ada," ucap dia.
Kondisi itu mulai terlihat dari hasil Partai Golkar berada di peringkat ke-9 pada hasil Pemilu di Jakarta. Padahal wilayah itu merupakan pusat pemerintah nasional.
Untuk itu, Agun menantang para calon ketua umum Partai Golkar di Munas nanti. Terutama kepada dua calon Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartanto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet). Dirinya meminta Gokar di tangan mereka berdua nanti diminta jadikan partai ideologi yang berkomitmen kepada negara dan bangsa. Sehingga harus mengambil peran menyikapi radikalisme, ekonomi dan beragam isu lain.
Kedua, Agun menuntut adanya kaderisasi apalagi banyak kepala daerah bukan lagi dari Partai Golkar. Untuk ketiga, apakah Airlangga dan Bamsoet dapat menjalankan sistem kepartaian dalam melakukan sosialisasi untuk melakukan kaderisasi dengan konsisten penerimaan anggota baru dengan norma objektif AD/ART partai.
Keempat, menakar kemampuan Airlangga dan Bamsoet untuk menarik simpatik kaum milenial. Sedangkan terakhir, keduanya diminta menjalankan pola manajemen kepemimpinan.
Bambang Soesatyo berjabat tangan dengan Airlangga Hartarto ©2019 Merdeka.com
Bamsoet sempat memutuskan untuk menenangkan situasi dalam pertarungan Munas Partai Golkar. Dia memilih untuk sementara waktu mendukung Airlangga sebagai ketua umum. Di saat bersamaan, Golkar sepakat mengusulkan nama Bamsoet jadi ketua MPR. Setelah pelantikan ketua MPR selesai, Bamsoet segera kembali bersaing melawan Airlangga Hartarto.
Proses menuju Munas akan didahului dengan rapat pleno pada tanggal 5 November nanti. Sehari setelahnya, Golkar akan menggelar perayaan HUT pada 6 November. Pada 7 November, Golkar menggelar Rapimnas. Setelah itu, pada 27 November, Golkar kembali gelar pleno untuk menentukan materi Munas.
Kemudian, tanggal 3-4 Desember, Partai Golkar bakal menggelar Munas di Hotel Ritz Carlton, Jakarta. Namun, kegiatan ini masih rencana. Jadwal akan dipastikan saat rapat pleno Partai Golkar nantinya.
Baca juga:
Bamsoet Dijagokan Caketum, Kader Golkar Ingin Airlangga Fokus Menko Perekonomian
Golkar: Bamsoet Kembali Maju Caketum Bukan Keinginan Pribadi, Tapi Dorongan Kader
Jokowi Akan Tanya Airlangga Soal Pertemuan Golkar di Kantor Menko Perekonomian
Niat Maju Lagi, Bamsoet Tunggu Pengumuman Munas Golkar
Azis Syamsuddin Jadi Ketua Panitia Munas Golkar?
Dewan Pembina Golkar: Biarkan Airlangga dan Bamsoet Bertarung Fair di Munas