Pasang Surut Hubungan Effendi Simbolon & PDIP, Dulu 'Merah Banget' Sekarang Dipecat
Dia juga pernah menjabat Ketua Sumberdaya dan Dana DPP PDIP pada 2010-2015.
PDI Perjuangan (PDIP) resmi memecat Effendi Simbolon. Effendi dinilai melanggar etik dan melenceng dari sikap partai lantaran mendukung calon gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil.
Meski telah dipecat, Effendi dinilai sebagai kader yang cukup loyal lantaran sudah 20 tahun berkarir di PDIP. Dia sudah menjadi Anggota Fraksi PDIP DPR RI selama empat periode sejak 2004.
Dia juga pernah menjabat Ketua Sumberdaya dan Dana DPP PDIP pada 2010-2015. Selain itu, pernah dicalonkan PDIP menjadi calon gubernur Sumatera Utara pada 2013, tetapi kalah dari Gatot Pujo Nugroho.
Bahkan, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pernah membantah isu terkait dengan politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon yang akan pindah ke partai lain.
"Terkait dengan isu-isu Pak Effendi mau ke partai lain, itu juga sama sekali tidak benar," ujar Hasto di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (10/7).
Kala itu, Hasto menyampaikan hal tersebut usai mendengar klarifikasi langsung dari Effendi Simbolon. Effendi dipanggil oleh DPP PDIP setelah pernyataannya yang seolah-olah memberikan dukungan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres.
Hadir pula dalam proses klarifkasi itu Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kehormatan Komarudin Watubun. Hasto menegaskan bahwa Effendi Simbolon merupakan kader partai berlambang banteng moncong putih yang sangat loyal.
Bahkan, politikus asal Yogyakarta ini menyebut jika jiwa Effendi yang 'merah' sesuai dengan warna PDI Perjuangan tidak bisa diubah.
"Karena sekali merah, tetap merah," ujar Hasto
Namun, nyatanya, Pada Pilpres 2024 lalu, Effendi Simbolon condong mengikuti sikap politik Jokowi yang mendukung Prabowo Subianto-Gibran.
Padahal, kala itu, PDIP sudah mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.
Pada Juli 2023 lalu, Effendi pernah menyatakan Prabowo Subianto adalah sosok yang cocok menakhodai Indonesia. Sinyal dukungan itu disampaikan pada acara Punguan Simbolon dohot Barona se-Indonesia (PSBI).
Secara pribadi, Effendi ingin mendengarkan gagasan Prabowo jika Ketua Partai Umum Gerindra itu menjadi 'nakhoda'. "Kami ingin dengar sejujurnya dalam benak dia itu, seperti apa sih kalau dia kemudian menjadi nakhoda," ujar Effendi.
Tindakan ini dianggap bertentangan dengan sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa semua kader partai wajib mendukung keputusan yang diambil demi menjaga disiplin organisasi. Meski demikian, Effendi menjelaskan bahwa undangan tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada Prabowo.
Dalam kesempatan itu, ia juga memperkenalkan putranya kepada Menteri Pertahanan, menekankan hubungan personal yang telah terjalin di antara mereka.
Jelang pelaksanaan Pilkada serentak, Effendi tiba-tiba muncul dalam pertemuan Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi) dengan calon gubernur (Cagub) Jakarta Ridwan di Cempaka Putih pada Senin (8/11).
Dalam kesempatan tersebut, Ridwan Kamil menjelaskan kehadiran Effendi. Menurutnya, hal itu mengisyaratkan bahwa dia telah mendapat dukungan dari Effendi.
"Di belakang saya ada Effendi Simbolon mendeklarasikan 7.000 orang-orang. Beliau dari partai mana kita semua tahu kan. Nah itulah contoh demokrasi ini," kata Ridwan di Cafe Kaizen, Jakarta Pusat, Senin (18/11).
DUkung Rido
Waktu berganti, Juru Bicara PDIP Chico Hakim tidak penting soal dukungan Effendi kepada pasangan RIDO. Terlebih, Effendi dinilai tidak mempunyai pengaruh.
"Siapa, Effendi Simbolon? Enggak penting. Enggak penting, dia enggak punya efek elektoral," kata Chico kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/11).
Chico menyebut, saat ini pihaknya tengah fokus dalam memenangkan jagoannya di pesta demokrasi di Jakarta."Jadi kita juga kan banyak, ada pertanyaan apa tindak lanjutnya, enggak ada, kita lagi sibuk ngurus Pilkada, gitu," pungkasnya.
Kini, surat berkop PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan pemberhentian terhadap kadernya, Effendi Muara Sakti Simbolon.Surat tersebut ditandatangani Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada 28 November 2024 di Jakarta.
Ada empa poin keputusan dalam surat tersebut. Satu, memberikan sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Effendi Muara Sakti Simbolon dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Dua, melarang saudara dalam diktum satu melakukan kegiatan dan menduduki jabatan apapun yang mengatasnamakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Tiga, DPP PDI Perjuangan akan mempertanggungjawabkan surat keputusan ini pada kongres partai.
Empat, surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan ditinjau kembali dan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.Saat surat itu dikonfirmasi, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat membenarkan.
"Benar," tulis Djarot melalui pesan singkat, Sabtu (30/11).Saat ditanya alasan pemecatan, Djarot menjelaskan Effendi melanggar kode etik dan AD/ART partai."Melanggar kode etik, disiplin dan AD/ART partai," ungkap Djarot.Effendi sendiri sudah dicoba dihubungi dan dichat melalui pesan singkat terkait pemecatannya. Namun, hingga kini ia belum buka suara.