Pasangan Rasiyo-Abror daftar di KPU Surabaya, Risma jadi punya lawan
Risma-Whisnu segera mendapat lawannya di Pilwali Surabaya, yang akan digelar serentak 9 Desember 2015 mendatang.
Pasangan Rasiyo-Dhimam Abror yang diusung Partai Demokrat dan Partai Amanah Nasional (PAN) akhirnya mendaftarkan diri di Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Surabaya, Jawa Timur, Selasa sore (11/8). Saat pendaftaran keduanya juga diwarnai kejadian-kejadian unik dan menggelikan.
Pasangan Rasiyo-Abror datang ke KPUD setempat di Jalan Adityawarman, sekitar pukul 15.15 WIB. Sebelum keduanya datang dikawal ratusan anggota Partai Demokrat dan PAN, didahului dua aksi massa dari warga Surabaya. Aksi pertama menuntut KPU segera menggelar Pilwali Surabaya 2015, dan memaksa partai-partai politik untuk mengusung calonnya.
Jika tetap tak ada calon dari partai yang mendaftar, ribuan massa dari Forum Warga Surabaya Peduli Pilkada itu, mendaftarkan pasangan sapi untuk melawan petahana Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana yang diusung PDIP. Mereka juga menghadiahi Komisioner KPU Surabaya, obat kuat sebagai simbol agar partai-partai dan KPU 'jantan' menghadapi Risma-Whisnu.
Setelah aksi berakhir, muncul pasangan independen yang mendaftar. Padahal, bakal calon independen sudah ditutup akhir Juni lalu. Hingga akhirnya tak ada satupun pasangan calon yang 'berani' melawan dua 'banteng' PDIP (Risma-Whisnu).
Dua pasangan independen yang mengawali pendaftaran Rasiyo-Abror itu adalah Yoyok Hasibuan-Suryani. Uniknya, keduanya mendaftar hanya berbekal Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan.
"Kami warga Surabaya datang untuk mendaftar calon kami dari independent. Tapi kami mohon maaf untuk persyaratan 134 ribu KTP menyusul. Ini yang kami bawa adalah SKTM, karena memang calon kami orang tidak mampu," kata Ketua Tim Pemenangan Yoyok-Suryani, Udin di ruang KPU Surabaya.
Jelas saja, pasangan ini ditolak KPUD Surabaya, karena memang pendaftaran untuk jalur perseorangan sudah ditutup Juni lalu. "Baiklah kalau begitu. Kalau KPU Surabaya tidak menerima, biar calon ini mendaftar di KPU Ludruk (lawak khas Jawa Timuran) Irama Budaya Cak Durasim. Dan nanti kalau terpilih biar jadi wali kotanya ludruk," seloroh Udin.
Selanjutnya, secara tiba-tiba, puluhan warga yang mengatasnamakan Kelompok Merah Putih mendatangi Kantor KPU Surabaya. Mereka mengaku sudah datang ke Balai Kota Surabaya untuk memperingatkan pemerintah setempat untuk mengibarkan Bendera Merah Putih. Ternyata, aku mereka, Wali Kota Risma tidak ada di tempat dan sedang ke KPU. Padahal Risma dan Whisnu tidak berada di Kantor KPU.
Akhirnya, mereka memaksa demo di KPU dan meminta wali kota dan wakilnya, serta bakal calon yang mendaftar di Pilwali Surabaya untuk keluar dari Kantor KPU dan mengibarkan bendera merah putih. Mereka marah sekaligus bertingkah lucu, karena tak ada yang merespon aksinya.
Bahkan, ketika rombongan pasangan Rasiyo-Abroro datang, mereka memaki-maki. "Ini rombongan Demokrat juga tidak mengibarkan bendera, lihat-lihat dagelannya datang seenaknya. Wong tidak mencintai Merah Putih kok mau daftar," katanya melucu sambil terus berorasi.
Sementara itu, pasangan Rasiyo-Abror terus melangkah menuju Kantor KPU Surabaya. Mereka masuk dan naik ke lantai tiga untuk mendaftar. Dan saat ini, masih dalam proses pendaftaran.
Sebelumnya, Abror sempat mendaftar pada 3 Agustus lalu. Hanya saja, dia nyalon L1-nya, dan berpasangan dengan Haries Purwoko. Namun, tiba-tiba Haries menghilang, keluar ruangan dengan alasan ke toilet dan tak pernah kembali.
Selanjutnya, Demokrat mengusung Rasiyo sebagai L1-nya, sedangkan Abror digeser ke L2-nya. Harapannya, peristiwa 3 Agustus lalu tidak terulang, dan Risma-Whisnu segera mendapat lawannya di Pilwali Surabaya, yang akan digelar serentak 9 Desember 2015 mendatang.