Pasek: Naif kalau dipecat hanya karena jadi sahabat Anas
"Prinsipnya menurut UU MD3 itu sudah ada aturannya syarat-syarat seseorang di PAW," kata Gede Pasek.
Partai Demokrat memecat Gede Pasek Suardika sebagai anggota fraksi dan kader partai. Mengenai hal ini, Pasek mengaku belum mendapatkan surat resmi pemecatan tersebut.
"Jadi sampai sekarang saya belum menerima suratnya jadi mudah-mudahan sebentar lagi saya akan ketemu ketua fraksi untuk menerima suratnya. Isi surat cintanya saya belum tahu," kata Pasek di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/1).
Fungsionaris Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) ini mengaku tak tahu alasan DPP Demokrat memecat dirinya. Terkait diragukannya integritas, Pasek berani diadu soal integritas dengan kader lain.
"Soal kedekatan saya dengan seseorang itu kan ada haknya. Kalau langgar pakta integritas, saya ingin tahu di mananya. Saya hanya katakan tidak boleh membuat keputusan hanya karena emosional," kata dia.
Dia pun kaget dengan kabar yang mengejutkan ini. Dia menilai, Demokrat terlalu naif jika memang alasan pemecatan hanya karena dirinya dekat dengan mantan ketum Demokrat Anas Urbaningrum.
"Enggak ada angin enggak ada hujan, tiba-tiba geledek. Selama ini tidak ada aturan dan arahan bahwa saya tidak boleh berteman dengan Anas. Kalau memang itu dipakai alasan, sangat naif sekali ya," tegas dia.
Dia pun belum mau bersikap tentang pemecatan dirinya sebelum menerima dan membaca surat pemecatan. Dia hanya menegaskan, pemecatan tak bisa dilakukan begitu saja oleh partai politik.
"Parpol itu diatur UU, jadi nanti kita lihat, antara isi surat dengan UU yang berlaku. Sikapnya nanti setelah kita terima isi suratnya. Prinsipnya menurut UU MD3 itu sudah ada aturannya syarat-syarat seseorang di PAW ada aturannya. Kita lihat dari UU, lihat dari isi surat dan lihat dari semuanya," pungkasnya.