PDIP akan gandeng tokoh NU untuk menangkan Pilgub Jatim
Dua politikus Risma dan Anas belum tentu diusung PDIP di Pilkada Jatim dan DKI Jakarta.
Sukses mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden di Pilpres 2014, dan menang di beberapa Pilkada serentak 2015, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih berambisi mencatatkan kemenangan di Pilkada 2017 dan 2018. Salah satu target utamanya adalah Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pilgub Jawa Timur 2018.
Di dua Pilgub itu (DKI dan Jawa Timur) sendiri, muncul wacana mengusung nama pemenang Pilwali Surabaya, Tri Rismaharini dan Abdullah Azwar Anas (Banyuwangi). Namun, belum ada kepastian, kedua kepala daerah di Jawa Timur ini akan dipasang di mana, atau justru akan menduetkannya di salah satu Pilgub.
Menguatnya wacana ini sendiri, setelah adanya pertemuan khusus antara Ketum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, Risma dan Anas saat Rakernas I PDIP di Jakarta pekan lalu.
Sayangnya, baik Risma maupun Anas, kerap membantah dirinya akan maju di Pilgub Jawa Timur maupun di DKI Jakarta. Alasannya, keduanya masih memiliki tanggung jawab dan tidak ingin mengkhianati kepercayaan warganya masing-masing.
Pun begitu dengan Ketua DPD PDIP Jawa Timur, Kusnadi, yang menegaskan partainya tidak akan mengusung Risma maupun Anas di Pilgub Jawa Timur 2018. Lantas apakah PDIP akan menduetkan keduanya di Pilgub DKI Jakarta, untuk melawan incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok?
"PDIP Jatim belum tentu menyalonkan Bu Risma atau Mas Azwar Anas. Sebab, PDIP memiliki mekanisme sendiri dalam mengusung calon gubernurnya di Pilgub Jatim nanti," kata Kusnadi, Selasa (18/1).
Kata dia lagi, saat Risma dan Anas bertemu dengan Megawati di Rakernas I PDIP lalu, memang disebutkan kalau Pilgub Jawa Timur akan menjadi momentum bagi partai berlogo kepala banteng moncong putih itu merebut kekuasaan di provinsi timur Pulau Jawa ini. Tapi belum tentu akan menduetkan Risma-Anas.
Untuk itu, lanjut dia, di tahun ini (2016) juga, PDIP akan mulai melakukan penjajakan dan konsolidasi internal dalam rangka persiapan penjaringan calon gubernur, yang akan ditarungkan di Pilgub Jawa Timur 2018. "Waktu kurang dua tahun itu tidak panjang. Kami ingin menang di Pilgub Jatim. Persiapannya pun harus dimulai sekarang," ucapnya.
Karena PDIP hanya memiliki 19 kursi di DPRD Jawa Timur, maka minus satu kursi untuk bisa mengusung calon sendiri. Pertimbangannya, PDIP harus berkoalisi dengan partai lain untuk mencukupi kuota 20 kursi. Kata Kusnadi, selain kuota kursi, partainya juga akan mempertimbangkan kondisi Jawa Timur yang heterogen.
"Maka bisa jadi kita akan menggandeng tokoh atau figur dari Nahdliyin (NU). Tinggal kombinasinya nanti bagaimana. Siapa yang jadi cagub, siap yang jadi cawagubnya," jelas Wakil Ketua DPRD Jawa Timur ini.
Senada dengan mantan Sekertaris DPD PDIP Jawa Timur ini, anggota Bapilu DPD PDIP Jawa Timur, Giyanto menambahkan, saat ini, sudah ada beberapa nama kader dan non kader yang berpotensi diusung PDIP di Pilgub Jawa Timur 2018 nanti.
Dari kader disebutkan nama Risma, Anas, Budi Sulistiyo (Ngawi), Kusnadi (Ketua DPD PDIP Jatim), hingga nama mantan Sekjen PDIP Pramono Anung. Sedangkan dari non kader, Giyanto menyebut nama Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Jawa Timur, Syafullah Yusuf atau Gus Ipul.
"Targetnya adalah menang. Jadi kita nanti akan usung calon terbaik. Figur calon harus mumpuni dan berpengalaman menjadi kepala daerah," tegas Giyanto.
Dari wacana-wacana Pilgub ini, sayang tidak ada jawaban kalau partai besutan Megawati ini akan mendorong Risma di Pilgub DKI Jakarta 2017. Padahal, saat ini, santer dikabarkan kalau PDIP akan menarungkan Risma dengan Ahok di Jakarta, dari pada meminta Risma maju di Pilgub Jawa Timur 2018.
Sebab, informasi di internal PDIP kerap menyebut, hanya Risma yang bisa menyaingi Ahok di Jakarta. Bahkan, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini, diprediksi akan menang di Jakarta meski dipasangkan dengan siapa pun di Ibu Kota.