PDIP: Bambang loyalis Megawati, jika tolak Ahok bukan pembangkangan
Sikap Bambang tolak Ahok tersebut hanyalah sebagai artikulator keresahan pengurus dan kader partai di DKI.
Wasekjen PDIP Achmad Basarah membantah jika digantinya Pelaksana tugas Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Bambang Dwi Hartono (DH) lantaran pria itu anti terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ahok memang disebut-sebut bakal diusung PDIP pada Pilgub DKI 2017 mendatang.
Menurut Basarah, Bambang adalah loyalis Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sejak zaman PDI Promeg yang penuh perjuangan dan penderitaan. Jadi, kata Basarah, Bambang pasti loyal terhadap Megawati.
"Penolakan dia terhadap Ahok bukan bentuk pembangkangan dia terhadap Ibu Mega. Tetapi karena memang faktor kekecewaan kalangan kader dan pengurus partai di DKI yang sudah menggumpal sebagai reaksi terhadap sikap Ahok yang sudah berkali-kali melecehkan eksistensi PDIP," kata Basarah dalam keterangan tertulisnya yang diperoleh merdeka.com, Selasa (30/8).
Basarah menambahkan, sikap Bambang tersebut hanyalah sebagai artikulator keresahan pengurus dan kader partai di DKI. Namun, pergantian Bambang murni karena dia adalah Ketua DPP Bidang Pemilu yang harus fokus mengurus 101 pilkada serentak 2017 di seluruh Indonesia dengan target kemenangan dipatok di atas 50 persen.
"Di samping itu, jabatan ketua Plt DKI yang diembannya sudah lebih dari tiga bulan, sementara menurut ketentuan partai, jabatan ketua Plt tidak boleh lebih dari tiga bulan," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, tidak tepat jika ada kabar Bambang diganti karena menolak Ahok. "Penolakan terhadap Ahok adalah dinamika dan dialektika politik yang wajar dalam tradisi PDIP," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Badiklatpus PDIP Eva Sundari mengatakan PDIP masih menggodok nama-nama untuk diusung di Pilgub DKI. Eva juga membantah kalau pergantian Bambang karena tidak menyukai Ahok.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Baca juga:
Bambang DH diganti, Ahok ngeles tak peduli karena urusan PDIP
Bambang DH dicopot, tak ada jaminan PDIP DKI konsisten tolak Ahok
Diisukan diganti karena tolak Ahok, ini jawaban Bambang DH
Gerindra: Kami lihat lebih banyak partai tak mengusung Ahok lagi
Harga mati, PKS tak akan dukung Ahok di Pilgub DKI
Ini syarat FPI mau terima pemimpin non muslim di Jakarta
Amien & Ratna Sarumpaet satu frekuensi, jatuhkan Ahok di Pilgub DKI