PDIP Buatkan Visi Misi Calon Kepala Daerah yang Diusung di Pilkada 2020
PDIP Buatkan Visi Misi Calon Kepala Daerah yang Diusung di Pilkada 2020. Megawati menegaskan bahwa para calon itu tak bisa asal jalan semaunya meski sudah diputuskan pengusungannya oleh partai banteng. Mega tidak ingin ada pasangan yang boleh membuat visi misi sendiri.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah mengumumkan 49 bakal pasangan calon kepala dan wakil kepala daerah tahap pertama yang bertarung di Pilkada Serentak 2020. Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyatakan bahwa para calon kepala daerah diusung partainya akan memiliki visi misi yang disusun bersama dengan partai.
Megawati menegaskan bahwa para calon itu tak bisa asal jalan semaunya meski sudah diputuskan pengusungannya oleh partai banteng. Mega tidak ingin ada pasangan yang boleh membuat visi misi sendiri.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
"Saya telah memutuskan, visi misi mereka yang datang dari PDI Perjuangan, diberikan arahan yang namanya partai," kata Megawati saat pidato di depan 49 bacalon kepala daerah di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (19/2).
Megawati menceritakan pengalamannya saat mewawancarai calon kepala daerah dari Papua. Mega bertanya bagaimana visinya membangun wilayahnya yang baru dimekarkan. Kepala daerah itu lantas menyebut akan memaksimalkan potensi tambang emas.
Namun, ketika dicecar lebih jauh, sang calon tidak memahami teknis dan cara melakukannya. Dari pengalaman itu, PDIP memiliki pandangan bahwa visi misi seharusnya tak pribadi semata. Tetapi, sebuah visi yang dibicarakan bersama sesuai dengan ideologi negara dan kondisi wilayah.
"Maka itu kita buatkan visi misi. Bukan hanya menjiplak saja. Kita akan panggil, dan sampaikan draf garis besarnya," imbuh Megawati.
Setiap Daerah Beda Visi Misi
Mega mengaku, praktik itu bukan kali pertama dilakukan oleh PDIP. Bahkan sejak masa Soekarno, pola serupa sudah dilaksanakan lewat Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Prinsip yang sama itu lalu diujicobakan di Provinsi Bali yang mayoritas kepala daerahnya dari PDIP.
"Hal ini saya lakukan di Bali. Pemangkunya Mas Prananda. Kami bikin pilot project di Bali. Itu jalan itu saja, tadinya ribut. Saya minta jadi satu dan berunding, dan diminta kasih lihat ke Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Apa hasilnya? Akhirnya bisa dibuat shortcut atau penghubung yang memendekkan jalan itu. Ada dua. Biayanya juga jadi lebih rendah," beber Megawati.
Megawati memastikan, PDIP tidak akan sekadar menjiplak visi misi dari satu wilayah untuk wilayah lainnya. Sebab masing-masing daerah punya karakter khusus, misalnya secara geografis.
"Tetapi draf yang disiapkan ini akan mempermudah. Dan kalau didorong partai, visi misi itu bukan abal-abal. Saya lihat daerah yang visi misinya abal-abal, tak jalan di lapangan. Banyak dibikinkan oleh konsultan. Lucunya, konsultan juga tak tahu daerah itu," kata Megawati.
"Kalian menerima apa tidak?" tanya Megawati kepada para calon kepala daerah untuk 49 wilayah yang hadir.
"Iya menerima," jawab mereka kompak.
(mdk/eko)