PDIP minta SBY contoh Megawati berani hadapi Bawaslu
Megawati menghadiri panggilan Bawaslu pada Pemilu 2009 lalu.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) angkat bicara soal mangkirnya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari panggilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jumat lalu. Menurut Sekjen DPP PDIP, Tjahjo Kumolo, seharusnya SBY mencontoh sikap Megawati Soekarnoputri yang berani menghadapi panggilan Bawaslu pada Pemilu 2009 lalu.
"Berbagai bentuk klarifikasi yang dilakukan pihak Istana seharusnya dilakukan di Bawaslu sebagaimana halnya hal tersebut pernah dilakukan oleh Bawaslu ketika memanggil Ibu Megawati Soekarnoputri pada tahun 2009 yang lalu," kata Tjahjo lewat keterangan tertulis kepada wartawan, Sabtu (5/4).
Menurut Tjahjo, ketidakhadiran Presiden SBY dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat sangat tidak sejalan upaya menegakkan pemilu yang lebih demokratis dan berkeadilan.
"Marilah kita wujudkan keteladanan dan sikap kenegarawanan untuk menghormati institusi penyelenggara pemilu," ujar anggota Komisi I DPR ini.
Menurut Tjahjo, dalih yang diberikan oleh Juru Bicara Presiden bahwa pemanggilan tersebut tidak relevan dengan adanya pengecualian bagi presiden karena ada hak-hak yang melekat, 'merupakan bentuk pencampur-adukan antara posisi SBY sebagai Presiden dan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat'.
"Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Pak SBY sama sekali tidak diizinkan menggunakan fasilitas negara seperti pesawat kepresidenan untuk kampanye di Lampung sebagaimana menjadi materi gugatan Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia," kata Tjahjo.
Lebih lanjut Tjahjo mengatakan, pihaknya mendukung sepenuhnya terhadap upaya KPU dan Bawaslu guna memastikan pemilu berjalan secara lebih demokratis dan lebih fair, termasuk dari berbagai bentuk ketidakadilan akibat penyalahgunaan fasilitas negara tersebut.
Seperti diberitakan, Bawaslu meminta keterangan dari Partai Demokrat dan Kementerian Sekretaris Negara terkait laporan adanya penggunaan fasilitas negara dalam kampanye partai besutan SBY itu. Bawaslu telah melayangkan undangan kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Mensesneg Sudi Silalahi pada Jumat lalu. Namun, keduanya mangkir.
-
Bagaimana Bamus Betawi mengusulkan agar Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta ditunjuk oleh Presiden? Kita sudah berembuk di dalam internal majelis adat, ada empat usulan itu. Yang pertama tentang susunan pemerintahan. Kita mengusulkan agar gubernur dan wakil gubernur ditunjuk oleh presiden," kata Oding saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/12).
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Kenapa Bamus Betawi mengusulkan agar Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta ditunjuk oleh Presiden? Oding menilai, gubernur yang ditunjuk oleh presiden lebih menguntungkan karena membuat biaya politik yang dibutuhkan kecil dan membuka peluang putra asli Jakarta dipilih oleh Presiden sebagai gubernur.
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Siapa saja yang hadir mendampingi Presiden Jokowi di Banyuwangi? Hadir mendampingi Presiden, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Baca juga:
Tjahjo sebut PDIP cuma dukung capres yang tak suka marah-marah
Tutup kampanye, Puan nyanyi bareng Repvblik di Sukoharjo
Kampanye ajak siswa SMP naik panggung, Puan ditegur Panwaslu
Di Sukoharjo, massa PDIP berebut 41 tumpeng
Aksi Jokowi umbar janji saat kampanye akbar PDIP di Papua