PDIP Buru Penyebar Spanduk yang Menyerang Megawati
Ronny tidak mengungkapkan nama pihak yang diduga sebagai otak penyebaran spanduk tersebut, tetapi pelaku merasa terganggu ketegasan Megawati.
Menjelang kongres PDI Perjuangan (PDIP), muncul spanduk-spanduk provokatif yang menyerang Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Ketua DPP PDIP, Ronny Talapessy, menegaskan bahwa pihaknya akan menyelidiki dan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas pemasangan spanduk tersebut.
"Kita telusuri, jelas aksi pemasangan spanduk ini sangat terorganisir," ungkap Ronny kepada wartawan pada hari Sabtu (21/12).
Mengenai siapa yang mungkin berada di balik penyebaran spanduk tersebut, Ronny tidak memberikan nama spesifik. Namun, ia berpendapat bahwa pelaku kemungkinan adalah individu atau kelompok yang merasa tidak nyaman dengan ketegasan yang ditunjukkan Megawati.
"Siapa pelakunya? Dugaan saya adalah pihak-pihak yang merasa terganggu dengan ketegasan dan konsistensi Ibu Megawati Soekarnoputri terhadap persoalan-persoalan kebangsaan," jelas Ronny.
Ronny menambahkan bahwa pihaknya telah berupaya untuk melaporkan kasus ini ke kepolisian, tetapi laporan tersebut belum diterima.
"Kami sudah mencoba membuat laporan polisi di SPKT Polda Metro Jaya, tapi belum diterima. Tapi kami tetap meminta aparat kepolisian bertindak, karena itu adalah bentuk provokasi," tegas Ronny.
Sebelumnya, DPP PDI Perjuangan (PDIP) juga mengeluhkan beredarnya spanduk-spanduk bernada negatif yang muncul menjelang kongres partai yang direncanakan tahun depan.
Berdasarkan pengamatan pada Jumat (20/12), beberapa spanduk terlihat terpasang di berbagai lokasi di Jakarta, yang memelesetkan nama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi Partai Demokrasi Ilegal Indonesia (PDIP).
Spanduk berwarna merah tersebut juga menampilkan gambar Megawati Soekarnoputri. Selain itu, spanduk tersebut mencantumkan tulisan yang menyatakan DPP PDIP 2019-2024 legal sesuai dengan UU nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, sementara DPP PDIP 2024-2025 dinyatakan ilegal karena tidak melalui kongres.
Lebih lanjut, spanduk tersebut juga mencantumkan tulisan SK Menkumham No.M.HH-05 AH.11.02 Tahun 2024 ilegal. Di bagian yang mencolok, terdapat tulisan besar dengan huruf kapital yang berbunyi 'MEGAWATI ILEGAL'. Hal ini menunjukkan bahwa ada upaya untuk mendiskreditkan kepemimpinan Megawati menjelang kongres yang akan datang.
Polisi Diminta Menangkap Pelaku
Di beberapa lokasi, terdapat banyak spanduk dengan isi yang serupa namun memiliki latar belakang warna yang berbeda, seperti merah, hitam, dan putih. Ketua DPP PDI Perjuangan, Deddy Sitorus, sebelumnya meminta pihak kepolisian untuk segera mengambil tindakan terhadap pelaku pemasangan spanduk tersebut.
"Kami menyerukan kepada polisi agar mencari tahu siapa aktor di belakang itu," ucapnya di DPP PDIP, Jakarta Pusat, pada Kamis (19/12).
Deddy mencatat bahwa banyak spanduk yang mencoreng kehormatan dan wibawa partai terpasang di lokasi-lokasi strategis, termasuk daerah ring dua seperti Kuningan dan Rasuna Said. Menurutnya, sangat aneh jika pihak kepolisian tidak dapat mengidentifikasi siapa yang memasang spanduk-spanduk tersebut.
"Karena di mana-mana ada CCTV dan daerah-daerah itu selalu harusnya adalah daerah yang steril karena banyak misalnya kedutaan dan sebagainya," tambahnya.
Deddy menduga bahwa pemasangan spanduk ini merupakan bagian dari upaya sistematis yang bertujuan untuk menyerang PDI Perjuangan.
"Tidak mungkin dilakukan masyarakat biasa. Ini adalah upaya sistematis dan terstruktur," tegasnya.
Menanggapi situasi ini, Deddy menyampaikan bahwa Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, telah meminta kepada seluruh kader untuk selalu siap siaga menghadapi ancaman tersebut.
"Diserukan kepada seluruh jajaran partai agar bersiap-siaga untuk melawan berbagai bentuk upaya untuk menyerang PDI Perjuangan, dalam bahasa Ibu Megawati mengawut-awut dan kira-kira seperti itu, mengacak-acak PDI Perjuangan," jelas Deddy.
Pernyataan ini menunjukkan keseriusan partai dalam menghadapi serangan yang dianggap terstruktur dan sistematis terhadap mereka.