PDIP Nilai Pengakuan KAMI Pemasang Poster 'Jokowi Raja' Tak Masuk Akal
Andreas juga kembali menegaskan poster itu bukanlah dipasang oleh PDI Perjuangan. Karena poster itu akan merusak citra Jokowi baik sebagai pemimpin negara ataupun untuk memenangkan Pilpres 2019.
Salah satu anggota kelompok Kaukus Anak Muda Indonesia (KAMI) mengaku bertanggungjawab atas pemasangan poster 'Jokowi Raja' di Banyumas, Jawa Tengah. Hal itu diketahui setelah pengurus PDI Perjungan mendatangi gudang penyimpanan poster 'Jokowi Raja' di Banyumas. Anggota KAMI tersebut mengaku sebagai pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjabat dua periode.
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menilai pengakuan tersebut sangat aneh. Sebab, kata dia, jika memang oknum itu adalah relawan Jokowi maka tidak akan menggunakan simbol salah satu partai pendukung.
-
Bagaimana cara Jokowi 'melabrak' UU Pilpres menurut Andreas Hugo Pareira? Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil," ungkap dia."Drama series cawe-cawenya kemudian beralih dengan 'melabrak' UU Pilpres menyangkut batas usia 40 tahun melalui tangan Paman Usman di MK dan menjadikan putra Gibran sebagai Cawapres Prabowo," tambah Andreas.
-
Apa yang dikatakan Andreas Hugo Pareira tentang 'cawe-cawe' Jokowi? Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil," ungkap dia."Drama series cawe-cawenya kemudian beralih dengan 'melabrak' UU Pilpres menyangkut batas usia 40 tahun melalui tangan Paman Usman di MK dan menjadikan putra Gibran sebagai Cawapres Prabowo," tambah Andreas.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan menurut Andreas Hugo Pareira, Jokowi mulai melakukan 'cawe-cawe' untuk memperpanjang kekuasaannya? Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil," ungkap dia."Drama series cawe-cawenya kemudian beralih dengan 'melabrak' UU Pilpres menyangkut batas usia 40 tahun melalui tangan Paman Usman di MK dan menjadikan putra Gibran sebagai Cawapres Prabowo," tambah Andreas.
-
Mengapa Andreas Hugo Pareira percaya bahwa Jokowi bergabung dengan Partai Golkar untuk memperpanjang kekuasaannya? Kita perhatikan saat ini, meskipun putaran pileg atau pilpres ini belum selesai Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan series cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen parpol mana yang bisa 'ditunggangi' untuk tetap berkuasa," kata Andreas Hugo, saat dikonfirmasi, Senin (11/3). "Paling tidak mempengaruhi kekuasaan pasca pilpres atau pileg dan massa transisi kekuasaan ke depan," sambungnya.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
"Pengakuan ini aneh, dan tidak masuk akal. Kalau relawan biasanya tidak menggunakan lambang partai. Mereka pendukung Jokowi tapi non partisan," kata Andreas pada merdeka.com, Minggu (18/11).
"Lha ini Pada poster itu ada tanda gambar Banteng Moncong putih. Jelas pemasangnya bukan relawan bukan Jokowi," sambungnya.
Andreas juga kembali menegaskan poster itu bukanlah dipasang oleh PDI Perjuangan. Karena poster itu akan merusak citra Jokowi baik sebagai pemimpin negara ataupun untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Begitupun bukan PDI Perjuagan, karena kalau PDI Perjuangan tidak mungkin merusak citra Jokowi, menjadi 'Jokowi Raja'," ungkapnya.
Di partainya, kata Andreas juga tidak ada kader PDI Perjuangan yang memiliki inisial KAMI. Karena itu, anggota Komisi I DPR ini menganggap dengan adanya pengakuan dari KAMI akan menjadi celah bagi pengurus PDI Perjungan menelisik lebih lanjut siapa dalang dari munculnya poster 'Jokowi Raja'.
"KAMI itu siapa? Kenapa memuat tanda gambar PDI Perjuangan? Tidak ada organ partai yang berinisial KAMI. Kenapa menggunakan tanda gambar PDI Perjuangan. Pengakuan ini malah jalan masuk yang bagus untuk ditelusuri siapa mereka," ucapnya.
(mdk/rhm)