Begini Kata Politisi PDIP soal Kabar Jokowi Gabung Partai Golkar
Andreas pun menyinggung soal cawe-cawe Jokowi agar tetap berkuasa.
Andreas pun menyinggung soal cawe-cawe Jokowi agar tetap berkuasa.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Bagaimana Nurdin Halid menanggapi wacana Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Pak Jokowi bergabung dengan Golkar hal yang bagus. Tapi tunggu dulu, beliau ingin bergabung dengan Golkar dengan tangan terbuka sangat menerima, karena beliau sangat dekat dengan Golkar,' ucapnya.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Kenapa Nurdin Halid menganggap baik Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Pak Jokowi bergabung dengan Golkar hal yang bagus. Tapi tunggu dulu, beliau ingin bergabung dengan Golkar dengan tangan terbuka sangat menerima, karena beliau sangat dekat dengan Golkar,' ucapnya.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
Begini Kata Politisi PDIP soal Kabar Jokowi Gabung Partai Golkar
Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira merespons soal kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan bergabung dengan Partai Golkar. Dia menilai, jika Jokowi benar bergabung dengan Golkar maka hal tersebut untuk memperpanjang agar dia tetap berkuasa.
"Kita perhatikan saat ini, meskipun putaran pileg atau pilpres ini belum selesai Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan series cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen parpol mana yang bisa 'ditunggangi' untuk tetap berkuasa," kata Andreas Hugo, saat dikonfirmasi, Senin (11/3).
"Paling tidak mempengaruhi kekuasaan pasca pilpres atau pileg dan massa transisi kekuasaan ke depan," sambungnya.
Selain itu, Andreas pun menyinggung soal cawe-cawe Jokowi agar tetap berkuasa. Dimulai dengan memunculkan wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Namun, wacana tersebut gagal lantaran ditolak keras oleh PDIP. Akan tetapi, Jokowi tak pantang menyerah kepala negara itu, kata Andreas, merubah Undang-undang pemilu agar anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka bisa maju di pilpres 2024.
"Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil," ungkap dia.
"Drama series cawe-cawenya kemudian beralih dengan 'melabrak' UU Pilpres menyangkut batas usia 40 tahun melalui tangan Paman Usman di MK dan menjadikan putra Gibran sebagai Cawapres Prabowo," tambah Andreas.
Lebih lanjut, cawe-cawe Jokowi selanjutnya yakni dengan mendukung pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sehingga, dia menegaskan PDIP tak terkejut jika akhirnya Jokowi kembali cawe-cawe melalui instrumen parpol agar tetap berkuasa yakni bergabung dengan Partai Golkar.
"Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung," imbuh dia.