PDIP: Pertemuan Jokowi, ketua MPR, DPR, DPD lancarkan pelantikan
Pertemuan tersebut sangatlah penting dan menjadi momentum yang akan terus dikembangkan.
Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto, dan Ketua DPD Irman Gusman. Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pertemuan tersebut sekaligus menepis isu adanya pihak-pihak tertentu yang akan mengganggu pelantikan Jokowi-JK.
"Dengan adanya pertemuan tersebut, maka berbagai isu terkait dengan adanya pihak-pihak yang akan mengganggu pelantikan presiden pada tanggal 20 Oktober bisa dijawab melalui komitmen dari para pemimpin Lembaga tinggi tersebut untuk bisa duduk bersama dan saling berdialog. PDIP sendiri menilai bahwa konfigurasi pimpinan DPR, DPD dan MPR telah dihasilkan, dan itulah realitas politik yang ada," kata Hasto dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Jumat (10/10).
Menurutnya, pertemuan itu ada bentuk gerak cepat Jokowi dalam melakukan konsolidasi. Pertemuan tersebut sangat penting untuk menegaskan bahwa presiden terpilih siap bekerja sama dengan seluruh lembaga tinggi negara, khususnya MPR, DPR, dan DPD.
"Pertemuan tersebut diagendakan khusus untuk menunjukkan kepada masyarakat dan pelaku pasar, bahwa demokrasi yang berdasarkan musyawarah, melalui kerjasama antar lembaga tinggi negara, dapat diwujudkan meskipun pimpinan lembaga tinggi tersebut berasal dari partai yang berbeda," katanya.
Hasto mengatakan, PDIP menilai dengan konfigurasi pimpinan MPR dan DPR seperti saat ini akan menjadi daya pendorong bagi Jokowi-JK untuk membentuk kabinet kerja dan sekaligus program-program kongkret pro rakyat.
"Ketika mekanisme check and balances tercipta, maka kualitas demokrasi bisa ditingkatkan dengan syarat semua meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya," katanya.
"Pertemuan tersebut sangatlah penting dan menjadi momentum yang akan terus dikembangkan. Dengan demikian seluruh persoalan bangsa dapat di dialogkan. Ketika para pemimpin lembaga tinggi negara tersebut bersatu, maka tidak ada satupun kekuatan luar yang bisa memecah belah Indonesia sebagaimana hal terjadi di Irak, Syria dll," katanya.