PDIP pilih cara lama supaya Jokowi-JK kampanye blusukan
"Bicara pilpres sangat beda dengan pileg. Pilpres itu figur yang dipilih, parpol hanya sebagai pelengkap," kata Tjahjo.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tjahjo Kumolo, tetap yakin taktik kampanye blusukan akan lebih efektif buat mempromosikan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo - Jusuf Kalla. Dia mengaku tidak bakal bergantung sepenuhnya kepada kampanye melalui media massa, baik elektronik atau cetak.
"Media penting. 81 persen masyarakat Indonesia melihat televisi. Tapi televisi juga nggak efektif untuk pemenangan," ujar Tjahjo di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional PDIP di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Selasa (20/5).
Tjahjo nampaknya mempertahankan taktik lama yang dipakai Jokowi, sapaan Joko Widodo. Dia menganggap kampanye melalui cara blusukan lebih populer ketimbang beriklan. Alasannya demi bersentuhan langsung dengan rakyat.
"Memang dukungan media sangat penting, tapi bergerak dan bersentuhan dengan masyarakat itu lebih penting. Jokowi sebanyak mungkin harus bersentuhan dgn masyarakat. Termasuk JK," ujar Tjahjo.
Tjahjo menambahkan, taktik itu dipilih dan yakin bakal efektif karena menurut dia kondisi pemilihan legislatif dan pemilihan presiden sangat jauh berbeda. Menurut dia, justru kampanye blusukan bakal lebih mendekatkan figur pemimpin kepada rakyat.
"Bicara pilpres sangat beda dengan pileg. Pilpres itu figur yang dipilih, parpol hanya sebagai pelengkap," lanjut Tjahjo.
Tjahjo mengatakan, tujuan Rakornas PDIP hari ini adalah pemantapan strategi menghadapi pilpres. Selain konsolidasi internal, PDIP juga bakal berkomunikasi dengan partai pendukung lain guna membentuk kesamaan visi strategi pemenangan Jokowi-JK.
"Kita akan bahas misalnya penentuan lokasi kampanye, mencermati daerah padat penduduk dan padat pemilih, apa isu yang akan dibicarakan, dan lain-lain," sambung Tjahjo.