PDIP sebut ada Mega dan Jokowi, tapi keputusan setelah Pileg
"Bisa juga Mega-Jokowi atau Jokowi sama siapa," kata Tjahjo.
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa partainya akan mencapreskan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri jika perolehan suara melebihi 20 persen atau mengusung Joko Widodo ( Jokowi ) kalau keadaan sebaliknya yang terjadi. Tjahjo merasa pernyataannya diputarbalikkan.
Kepada merdeka.com, Tjahjo menjelaskan, jika mencermati berbagai hasil survei muncul, ada dua nama kader PDI Perjuangan yang layak menjadi capres, yakni Megawati dan Joko Widodo ( Jokowi ). Namun, dia menegaskan, semua keputusan itu akan diambil setelah Pemilu Legislatif.
"Keputusannya setelah Pileg April, bisa juga Mega-Jokowi atau Jokowi sama siapa," kata Tjahjo lewat keterangan tertulis, Kamis (30/1).
Untuk mengusung pasangan dari internal, kata Tjahjo, maka target minimal 20 persen suara harus dicapai partai lebih dulu. Ini juga yang disampaikan Tjahjo kepada pengurus DPD PDI Perjuangan seluruh Indonesia.
"Agar Ibu Mega yang pegang mandat partai bisa leluasa memutuskan capres dan cawapres," kata Tjahjo.
Jika perolehan suara kurang dari 20 persen suara, kata Tjahjo, PDI Perjuangan harus berkoalisi dengan partai lain.
"Bisa saja Jokowi sama figur lain atau Mega sama figur lain," kata Tjahjo meyakini Jokowi selalu taat nurut instruksi Megawati soal capres.
Tjahjo mengatakan, semua ini bagian dari strategi partai. "Ibu Mega hati-hati dan cermat mencermati setiap gelagat perkembangan dinamika politik nasional dan internasional, maka keputusannya setalah Pileg," ujarnya.
Lebih jauh, Tjahjo mengatakan, semua pihak perlu bersabar untuk menunggu keputusan tersebut. "Perlu kesabaran revolusioner," ujarnya.
Baca juga:
PDIP Surabaya bingung dengan sikap Risma
PDI Perjuangan kirim karangan bunga 'Selamat Imlek' untuk Ahok
Elite PDIP diminta tak risau jika publik ingin Jokowi nyapres
Ruhut: Untuk PDIP, silakan kalau Pasek mau diambil
PDIP curiga anggaran Polri sengaja tak dicairkan
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Bagaimana proses pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta oleh PDIP? Politisi asal Yogyakarta itu menjelaskan bahwa nama bakal calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan akan disaring melalui usulan dewan pimpinan cabang (DPC) dan dewan pimpinan daerah (DPD).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).