PDIP Sengaja Tak Undang Jokowi ke HUT ke-51, Sudah Tak Butuh Elektoral Presiden?
PDIP tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke HUT PDIP.
Diketahui, Jokowi absen hadir di HUT PDIP karena sedang kunjungan ke luar negeri. Jokowi kabarnya tidak diundang dalam HUT partai yang membawanya menjadi Presiden RI dua periode.
PDIP Sengaja Tak Undang Jokowi ke HUT ke-51, Sudah Tak Butuh Elektoral Presiden?
PDI Perjuangan menggelar peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-51 pada Rabu (10/1/2024). Namun, Acara HUT itu tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Pengamat Politik Citra Institute Efriza menilai, alasan PDIP tak mengundang Jokowi tidak jelas. Pasalnya, hanya karena ada agenda Jokowi ke luar negeri."Sikap PDIP tak mengundang Jokowi pada dasarnya juga benar-benar tidak tegas, malah argumentasinya membingungkan publik. Sebab kader PDIP berbicara Jokowi tak diundang karena mengetahui Jokowi bertepatan pula dengan agenda kunjungan kenegaraan di Filipina, artinya Jokowi ingin diundang," kata Efriza kepada wartawan, Jumat (12/1).
Sedangkan, Efriza melanjutkan Megawati sebagai ketua umum PDIP menunjukkan sikap hanya mengundang yang berkenaan hadir, sehingga hal ini menunjukkan seakan-akan Jokowi dianggap tak mau hadir.
Sementara, kata dia, pihak TPN malah memanaskan situasi hubungan PDIP dan Jokowi dengan mengungkapkan ketidakhadiran Jokowi tidak masalah.
"Juga disertai pernyataan keras PDIP hadir bukan karena satu tokoh saja apalagi tokoh yang bergabung sekian puluh tahun saja ini, pernyataan sinis ini ditujukan kepada Jokowi," ujarnya.
Efriza melanjutkan, jika dicermati dari berbagai peristiwa kebersamaan Jokowi dan PDIP, partai moncong putih itu bukan tak membutuhkan Jokowi. Hanya saja Jokowi yang sudah menarik diri dari mendukung PDIP maupun Ganjar.
"Ini yang menyebabkan PDIP mau tidak mau harus bersikap, harus bersikap tak lagi membutuhkan Jokowi untuk mendongkrak elektabilitas PDIP maupun Ganjar Pranowo,"
ucapnya.
merdeka.com
Mestinya, kata Efriza, PDIP satu nada saja agar tak menimbulkan kebingungan Publik. Misalnya perlu mengatakan bahwa sekarang ini Jokowi sudah merupakan masa lalu.Bahkan, PDIP mesti berani bersikap seperti mengumumkan kepada publik bahwa Jokowi meski kader PDIP, tetapi status keanggotaan Jokowi sedang dibekukan.
"Karena tidak mematuhi budaya organisasi partai, jika ingin statusnya diaktifkan maka ia harus meminta maaf dan berusaha mematuhi budaya berorganisasi PDIP," ucapnya.
Efriza menyebut, jika sikap ini dilakukan oleh PDIP, maka kasus Jokowi ini bisa menjadi contoh bagi kader-kader lain nahwa organisasi lebih tinggi posisinya ketimbang kader meski jabatannya Presiden sekalipun.
"Sehingga preseden buruk Jokowi tak terjadi di masa depan," pungkasnya.
Dalam pidatonya, Megawati sama sekali tidak menyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Absennya Jokowi dalam pidato Megawati itu mengisyaratkan renggangnya hubungan Presiden dengan PDIP.