PDIP Sentil Relawan: Jangan Reduksi Keberhasilan Jokowi dengan Manuver Tak Berguna
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meminta relawan untuk tidak mereduksi keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan manuver jelang Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meminta relawan untuk tidak mereduksi keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan manuver jelang Pilpres 2024.
Permintaan ini menyusul kontroversi acara relawan Jokowi di Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11). Dalam acara tersebut, Jokowi menyinggung sosok calon presiden 2024.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
"Jadi sekali lagi, tolong jangan reduksi keberhasilan Pak Jokowi dengan manuver yang tidak berguna untuk rakyat," kata Hasto dalam keterangannya, Senin (27/11).
Hasto menegaskan, PDI Perjuangan menolak dan mengkritik tajam manuver relawan dan orang terdekat Jokowi yang terus membahas capres di Pilpres 2024.
"PDIP memberikan kritik atas manuver elite relawan tertentu yang hanya lebih asyik bermanuver untuk capres-cawapres, itu sebagai bagian upaya membentengi Pak Jokowi," kata Hasto.
Hasto mengingatkan, karakter kepemimpinan Jokowi adalah turun bertemu rakyat. Bukan mobilisasi relawan seperti yang dilakukan di GBK beberapa hari lalu.
"Watak kepemimpinan Pak Jokowi adalah politik pemberdayaan rakyat dengan blusukan, turun ke bawah, bukan politik mobilisasi sebagaimana terjadi di Gelora Bung Karno belum lama ini," ujarnya.
Hasto menegaskan, yang paling penting dilakukan saat ini adalah mengkristalisasikan keberhasilan kepemimpinan kaya prestasi dari Presiden Jokowi menjadi konsepsi pembangunan agar terjadi kesinambungan bagi masa depan.
Dia merinci keberhasilan Jokowi selama ini, di antaranya pembangunan infrastruktur, Merdeka Belajar, Asian Games dan PON XX di Papua, penanganan Covid-19, dan pembangunan ekonomi dalam masa yang sangat sulit.
"Serta keberhasilan kepemimpinan di G20 yang sangat spektakuler dan begitu banyak prestasi lainnya, harus menjadi konsepsi utuh bagi pembangunan masa depan," sambungnya.
Hasto menyatakan ada hal yang paling mengharukan di kawasan perbatasan. Seluruh anak bangsa kini bisa berdiri tegak, dan bangga sebagai bangsa Indonesia, karena hanya Jokowi yang mampu mengambil terobosan itu.
“Setiap kita berdiri di pintu-pintu gerbang perbatasan, dan melihat keluar, ke negara tetangga, bergeloralah semangat nasionalisme itu, bahwa di bawah Pak Jokowi, Indonesia tidak lagi diremehkan oleh negara tetangga," katanya.
Dia mengajak relawan untuk bersama-sama PDIP turun ke lapangan dan memberdayakan masyarakat. Relawan, kata Hasto, perlu mengikuti gaya politik yang sudah digelorakan Jokowi.
"Dalam masa penuh tantangan saat ini, seluruh relawan bersama-sama PDI Perjuangan harus turun ke bawah, blusukan, dan itulah hakekat politik pemberdayaan rakyat. Itulah makna politik sebenarnya yang digelorakan Pak Jokowi," pungkas Hasto.
Pengamat Politik Khoirul Umam menilai, relawan Jokowi yang menghelat giat akbar di Stadion GBK Jakarta telah gagal membuat sentimen positif publik. Menurut dia, acara yang berlangsung pada akhir pekan kemarin tidak optimal dan dipaksakan di tengah kondisi duka Gempa Cianjur.
"Target Relawan Jokowi di GBK kemarin untuk membangkitkan sentimen positif publik tampak juga tidak optimal. Sebab, pelaksanaan acara itu seolah dipaksakan di tengah masyarakat sedang fokus peduli pada penanganan bencana gempa bumi di Cianjur," kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) ini, seperti dikutip dari siaran pers, Senin (28/11).
Selain itu, lanjut Umam, pelaksanaan acara di GBK juga menabrak aturan yang melarang adanya kegiatan-kegiatan kolosal termasuk event olahraga di Stadion GBK. Hasilnya, giat relawan yang menghimpun lautan manusia itu banyak dimaknai oleh sebagian pihak sebagai ekspresi kepongahan dari kekuasaan.
"Penuturan massa yang datang juga beragam, mulai merasa bingung hingga merasa dibohongi karena diajak ke acara yang berbeda oleh penyelenggara, membuktikan bahwa kerumunan GBK kemarin merupakan hasil operasi pengerahan massa yang sebenarnya tidak matang," tegas Umam.
Pria yang juga berprofesi sebagai Dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina Jakarta ini mewanti, jika langkah-langkah manuver politik ini terus dipaksakan oleh pihak-pihak di lingkaran Jokowi, maka tidak menutup kemungkinan akan memantik reaksi keras dari elit PDIP, tak terkecuali oleh Megawati sendiri.
"Hal ini karena (Megawati) merasa dirinya dilangkahi dan seolah hendak di-faith accompli (oleh relawan Jokowi)," Umam memungkasi.
Reporter: Delvira Hutabarat dan Radityo
Sumber: Liputan6.com.
(mdk/tin)