PDIP tak merasa disindir puisi airmata buaya anak buah Prabowo
Fadli Zon menulis puisi menyindir pemimpin yang bicara nasionalisme tapi menjual aset negara.
Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait angkat bicara terkait sindiran Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang menulis puisi berjudul 'Airmata Buaya'. Namun, Maruarar tak merasa puisi itu diarahkan kepada PDIP dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
"Itu buat siapa sih puisinya? Kita tidak merasa disindir. Saya tanyakan itu puisi buat siapa? ditunjukan kepada siapa?" ujar pria yang akrab dipanggil Ara itu di Restoran Rempah-rempah, Kabayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, (26/3).
Ara menuturkan, dirinya hanya ingin fokus dalam pemilu yang berkualitas. Sebab, kata Ara, penjegal politik jelang pemilu hal yang biasa dihadapi partainya.
"Saya yakin PDIP ini masalah terjal dan Jokowi juga. Tentu ini proses pematangan, biasa kita dikritik. Kalau masyarakat percaya dengan pemilu yang adil tentu dipersiapakan kematangan," tandasnya.
Namun, anggota DPR RI Komisi XI menegaskan bahwa puisi yang ditulis anak buah Prabowo Subianto itu tidak ditujukan kepada partainya.
"Kita memiliki sikap stement Fadli Zon, puisi itu ditunjukan kepada siapa?" imbuh dia.
Seperti diketahui, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang menulis puisi dengan judul 'Airmata Buaya' yang isinya sindiran terhadap PDIP dan Joko Widodo.
Berikut puisi 'Airmata Buaya' yang ditulis Fadli Zon seperti disampaikan dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Rabu (26/3):
Airmata Buaya
Kau bicara kejujuran sambil berdusta
Kau bicara kesederhanaan sambil shopping di Singapura
Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara
Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam
Kau bicara anti korupsi sambil menjarah setiap celah
Kau bicara persatuan sambil memecah belah
Kau bicara demokrasi ternyata untuk kepentingan pribadi
Kau bicara kemiskinan di tengah harta bergelimpangan
Kau bicara nasib rakyat sambil pura-pura menderita
Kau bicara pengkhianatan sambil berbuat yang sama
Kau bicara seolah dari hati sambil menitikkan air mata
Air mata buaya
Fadli Zon, 26 Maret 2014