PDIP takut Ahok bikin citra partai buruk di mata wong cilik
PDIP pesan ke Ahok jangan terlalu bangga dengan pencapaian yang sudah ada di DKI.
Ketua DPP PDIP Arteria Dahlan rupanya khawatir dengan kepemimpinan Basuki T Purnama (Ahok) di DKI Jakarta. Hal ini bisa berdampak buruk pada citra PDIP di mata masyarakat.
Arteria mengatakan, banyak kebijakan Pemprov DKI yang tidak sesuai dengan garis perjuangan PDIP. Khususnya soal penggusuran yang kerap dilakukan DKI di bawah komando Ahok, dinilai sangat menyulitkan hidup rakyat kecil alias wong cilik.
"Jangan-jangan kebijakan Pemprov DKI dibilang kebijakan PDIP dalam konteks penggusuran," kata Arteria saat dihubungi merdeka.com, Jumat (5/8).
Arteria menegaskan, kepemimpinan Ahok jauh dari ideologi PDIP. Menurut dia, PDIP lebih mengutamakan rakyat dalam hal pembangunan, bukan justru memberikan karpet merah bagi kapitalis.
"Kepemimpinan Ahok jauh dari ideologi partai, jauh dari pembangunan kerakyatan, jauh bagi pemerintahan yang pro rakyat. PDIP berkuasa tidak hanya mengejar tujuan, tapi dalam mencapai tujuan betul-betul bermanfaat dan dirasakan kehadiran pemerintah oleh rakyat, kalau cuma mencapai tujuan saat berkuasa, semua orang bisa, tapi prosesnya," kata Arteria.
Anggota Komisi II DPR ini menyatakan, capaian Ahok pimpin Jakarta selama ini merupakan hasil kontrak politik dengan PDIP. Dia minta Ahok jangan banggakan capaiannya, sebab itu adalah hasil PDIP juga.
"Jadi jangan terlalu bangga dengan pencapaian yang sudah ada di DKI, itukan yang terjadi di DKI sekarang adalah kontrak politik PDIP dengan Jokowi-Ahok. Bagaimana akses pelayanan publik lebih ramah kepada masyarakat, busway banyak bukan karena ahok, revitalisasi kawasan kumuh itu kan PDIP," terang dia.
Arteria menceritakan, PDIP membawa Jokowi ke Jakarta dengan satu alasan, yakni membuat Jakarta adem seperti Solo. Menurut dia, kepemimpinan Ahok di Jakarta tidak beradab.
"Coba dilihat program di DKI, itu semua kontrak politik Jokowi-Ahok pada PDIP, tapi kita enggak mau dilakukan dengan cara yang tidak pro rakyat, meresahkan. Karena kita milih Pak Jokowi itu hening ketika mengelola Solo, jadikanlah Solo seperti Jakarta, jangan cara tidak beradab seperti sekarang, berubah total, caranya enggak pas," kata dia.
Baca juga:
Belum lengkap, berkas gugatan Ahok soal pasal cuti belum teregister
Politikus PDIP: Hanya Ahok dan Tuhan yang tahu maunya apa
Ahok tak mau cuti demi APBD, politisi PDIP bilang 'paranoid amat ya'
Kesediaan Risma pimpin Jakarta jadi pertimbangan PDIP
Menanti keputusan Megawati, Risma atau Ahok?
Ngotot tolak cuti kampanye, Ahok banjir cibiran
Sandiaga Uno cuma jadi 'ban serep' Gerindra
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.