PDIP Tunggu Keputusan Megawati, Jadi Oposisi Atau Koalisi di Pemerintahan Prabowo
"Itu akan diputuskan dalam ibu Megawati Soekarnoputri termasuk di dalam kongres yang akan datang," kata Hasto
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, sikap politik PDIP akan diumumkan langsung oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada saat kongres yang akan datang.
"Ya posisi PDIP itu jalan kerakyatan. kita lihat bagaimana national call memanggil kami dan itu akan diputuskan dalam ibu Megawati Soekarnoputri termasuk di dalam kongres yang akan datang," kata Hasto di Plaza Timur Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu (18/8).
- Pernyataan Megawati Ungkap Ada Gerakan Kongres PDIP Tahun 2025 Mau 'Diawut-awut'
- PDIP Mau Diambil, Megawati Putuskan Batal Pensiun: Saya Mau jadi Ketua Umum Lagi
- Hasto PDIP Ungkap Pesan Megawati di Peringatan Kudatuli: Kita Tidak Bisa Diperlakukan Sembarangan
- PDIP Gabung Pemerintah Prabowo atau Oposisi Dibahas pada Rakernas 26 Mei 2024
Hasto mengatakan, PDI Perjuangan sekarang ini adalah menggerakkan kekuatan moral, menyuarakan kebenaran dan mendorong agar tidak ada orang yang takut terhadap intimidasi.
"Dan mari kita tempatkan kekuasaan pada wataknya untuk rakyat, bukan keluarga," ucap dia.
Hasto mengatakan, PDIP mengajak seluruh rakyat Indonesia tidak takut melawan intimidasi. Menurut dia, keberanian Rakyat Indonesia sudah teruji sejak zaman dahulu ketika berjuang dalam melawan penjajahan.
"Kalau kita menjadi rakyat Indonesia kita berjiwa merdeka. kita membangunkan keberanian, Belanda dan sekutu yang merupakan pemenang perang dunia kedua saja kita hadapi dengan bambu runcing, dengan gelora spirit dari Bung Tomo, masa kita semua takut," ucap dia.
Tak Gentar Jika Harus Menjadi Oposisi
Dalam kesempatan itu, Hasto menyatakan, tak gentar bila pada akhirnya PDI Perjuangan milih jalan untuk menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran. Dalam hal ini, Hasto mengungkit sikap Soekarno atau Bung Karno dalam mengambil jalan perjuangan.
"Loh, Bung Karno saja berjuang mendirikan republik ini dengan keluar masuk penjara, beliau berani, beliau selalu dengan kepala tegak agar rakyat bisa merdeka tanpa eksploitasi sehingga banyak pejuang bangsa, peristiwa 10 November 1945 kemudian resolusi jihad 22 Oktober 1945," ucap dia.
"Buat apa mereka berjuang mengorbankan diri kalau akhirnya kekuasaan disalahgunakan dan konstitusi di manipulasi? kalau demokrasi dibelokkan? Kalau anggaran negara digunakan untuk politik elektoral?BIni yang ingin dikoreksi oleh PDIP dan bulan Agustus ini akan menggelorakan semangat perjuangan itu" tandas Hasto.